What Should I Do?

Main cast : SNSD
Other cast : Cari Sendiri
Genre : Romance, Gaje
Type : Gender Bender
Rated : Tentuin sendiri
Length : Oneshot

Taeyeon pulang dari pekerjaannya sebagai cleaning service di sebuah perusahaan. Dia langsung merebahkan diri di kasur kamarnya untuk melepas penat sambil melihat foto di mejanya. Foto kekasihnya yg sudah setahun dipacarinya meski belum pernah ketemu.

[Taeyeon pov]
“Hmm… Daritadi pagi aku belum menghubungi tiffany. Aku sms dia dulu lah” pikirku. Aku mengambil handphoneku disaku. Dan mendapati sebuah pesan dari tiffany.
“Tae, aku bosan. Aku ingin putus”
Deg…
Aku tertegun begitu membuka dan membaca pesan singkat dari tiffany. Apa yg terjadi?? Kenapa begitu mendadak? Apa yg membuat dia mengatakan hal itu? Apa hubunganku akan berakhir?
Aku terdiam. Ku ketik beberapa kalimat membalas pesannya.
“Hmm… Ya udah deh kalo itu mau mu. Terserah kamu aja” balas ku. Aku menghela nafas. Aku berpikir sejenak. Apa yg terjadi? Kenapa dia melupakan harapan kita?
Drrtt… Drrtt…
Handphone ku bergetar kembali. Sebuah balasan dari tiffany. Dengan cepat ku buka pesannya.
“Maaf, tapi aku gak bisa menjalani hubungan ini lagi. Aku gak kuat kalo harus menjalani LDR. Apalagi aku gak mau menjadi beban buatmu karena harus ke rumah. Aku harap kamu mengerti. Maaf, carilah orang yg lebih baik dariku”
“Ck…” aku berdecak kesal. Ku genggam erat handphoneku. Hatiku terasa sakit membaca pesannya.
“Sial” kesalku. Kenapa gak daridulu kita putus? Kenapa saat aku sedang berusaha untuk menemui orang yg ku cintai, kenapa dia harus memutuskanku?
“Aarrgghh!!!”
Bugghhh…
Entah apa yg ku rasakan saat ku pukul dinding kamarku. Ku lihat tanganku memar, tapi tidak terasa sakitnya.
Aku terduduk di kasur. Memeluk kedua lututku.
“Wae? Waeyo fany-ah…” lirihku.

[Normal pov]
Seminggu kemudian…

Taeyeon berjalan menuju tempat kerjanya. Sesekali dia menghela nafas. Tanpa ia sadari sooyoung tengah mengikutinya.
“Hei, kau kenapa?” tanya sooyoung menepuk pundak taeyeon. Taeyeon tidak menjawab. Dia meneruskan langkahnya.
“Ditanya kok malah diam sih? Apa ada hubungannya dengan tiffany? Kekasihmu yg bahkan kamu tidak tahu bagaimana wujudnya?” tanya sooyoung lagi. Taeyeon mengangguk.
“Kan sudah ku bilang, dia cuma main-main dengan perasaanmu. Dia gak pernah berniat menjadi pacarmu”
“Shut up!! Jaga mulutmu!! Fany gak pernah memainkan perasaanku!!” taeyeon menatap tajam sooyoung.
“Emang bener kan?? Dia aja mutusin kamu dengan gak kuat menjalani hubungan jarak jauh. Kalo emang dia mencintaimu, dia pertahanin dong hubungan kalian. Atau jangan-jangan dia punya yg lain?”
Ucapan sooyoung membuat amarah taeyeon memuncak.
Buukk…
Taeyeon langsung menghajar sooyoung.
“Kau jangan pernah ngomong seperti itu lagi!! Dia hanya mencintaiku!!” taeyeon langsung mengarahkan tinjunya ke muka sooyoung namun di tahan oleh seseorang.
“Hei!! Kau kenapa?!!” tanya orang yg menahan tangan taeyeon.
Taeyeon mendengus kesal.
“Dia sedang dibodohi seseorang, yul” cibir sooyoung yg membuat taeyeon semakin kesal.
“Kau…” taeyeon hendak memukul sooyoung, namun segera ditahan oleh yuri.
“Taeng, cukup kau cepat kerjakan pekerjaanmu!!” kata yuri menyuruh taeyeon ke tempat kerjanya. Taeyeon hanya diam dan menatap tajam kedua temannya itu dan berjalan pergi.
“Soo, gwenchana?” tanya yuri. Sooyoung mengangguk dan merapikan pakaiannya.
“Dia akhir-akhir ini berbeda dari biasanya” gumam yuri.
“Dia putus dengan tiffany” kata sooyoung dan meninggalkan yuri. Yuri terdiam dan memperhatikan taeyeon yg semakin menjauh.

*********

“Huft…” taeyeon menghela nafas begitu masuk ke gudang tempat dia berkumpul bersama teman-temannya.
“Kamu dipanggil atasan lagi?” tanya yuri.
“Nde…” ucap taeyeon singkat dan mengganti pakaian kerjanya.
“Kamu dimarahin lagi?”
Taeyeon mengangguk.
“Dia bilang apa?”
“Seperti biasa yul, aku harus membersihkan halaman kantor” kata taeyeon. Taeyeon duduk sambil meneguk segelas air. Yuri menghela nafas melihat taeyeon.
“Sampai kapan kamu seperti ini? Kerjaanmu makin menurun. Halaman yg biasanya kamu bersihkan malah makin kotor. Ingat taeng, kita ini cuma cleaning service. Jika kerjaan kita tidak bagus, kita bisa dipecat”
“Aku gak ingin membahasnya yul” kata taeyeon lesu dan beranjak pergi.
“Kau mau kemana?” tanya yuri.
“Aku mau pulang. Mau istirahat” kata taeyeon dan keluar dari gudang.
“Hmm… Apa tiffany begitu berharga sampai kau berubah begini?” pikir yuri.

*********

Taeyeon berjalan gontai. Dia berjalan tertatih tatih.
“Uugghhh.. Kepalaku sakit…” ringis taeyeon memegang kepalanya.
Brukkk…
Taeyeon terjatuh. Dia tak sadarkan diri.

*********

“Uugghh… Aku dimana?” ucap taeyeon begitu terbangun.
“Kamu sekarang berada di kamarku” ucap sooyoung sambil menghampiri taeyeon yg terbaring.
“Kamu mabuk lagi??” tanya sooyoung sambil memberikan secangkir teh hangat. Taeyeon hanya diam.
“Aku tahu kamu sedih karena kekasihmu yg jauh itu. Tapi gak perlu seperti. Coba kamu bayangkan kalo tiffany melihatmu seperti ini. Dia pasti akan kecewa”
Taeyeon hanya terdiam. Kepalanya terlalu sakit untuk menanggapi obrolan sooyoung.

*********

“Hoekkk… Hoekkk…”
Untuk kesekian kalinya taeyeon muntah pagi ini.
“Uugghhh… Perutku sakit, apa minuman kemarin terlalu keras buatku??” ringis taeyeon. Tangannya memegang perutnya yg rata. Wajahnya begitu pucat. Tatapannya sayu. Dia berjalan menuju lemarinya. Mencari sebuah kotak.
Klek…
Taeyeon membuka kotak tsb. Kotak tabungannya. Dia menghitung uang yg telah dia kumpulkan slama ini. Taeyeon menatap nanar ke uang yg digenggamnya. Dia menggigit bibir bawahnya, berusaha menahan air matanya supaya tidak terjatuh.
“Ck… Cuma segini, buat pergi ke seoul aja ini belum cukup” lirih taeyeon. Dia menatap uangnya kembali. Kini matanya sudah berkaca-kaca.
“Aku memang payah” kesal taeyeon. Air matanya mulai membasahinya. Dia menangis dalam kesepiannya.

*********

“Yul, kau sudah menjenguk taeyeon??” tanya sooyoung. Mereka berdua tengah bekerja menyapu halaman yg ditinggalkan taeyeon karena sakit.
“Ani, apa hubungan taeyeon dan pacarnya masih belum baikan??” tanya yuri sambil memasukkan tumpukan daun kering ke keranjang.
“Aku rasa belum” ucap sooyoung singkat.
“Hmm… Aku bingung dengan taeyeon. Kenapa dia bisa suka dengan orang yg dia kenal lewat jejaring sosial? Apalagi sampe pacaran. Padahal gak pernah ketemu”
“Entahlah yul, itu urusan taeyeon”
“Apa tiffany orang busan juga??” tanya yuri. Sooyoung menggeleng.
“Tiffany tinggal di seoul”
“Ah, pantas saja dia begitu rajin ngumpulin uang. Ternyata untuk ketemu tiffany”
“Yahhh begitulah” ucap seseorang dari belakang yuri dan sooyoung. Mereka menoleh dan mendapati taeyeon tengah berdiri dibelakangnya.
“Maaf aku telat” ucap taeyeon dan mengambil sapu yg dipegang sooyoung.
“Taeng, kamu gak apa-apa? Semalem kamu kan…”
“Aku baik-baik saja. Mending kalian bersihkan tempat kalian masing-masing daripada di marahin atasan” ucap taeyeon pelan. Sooyoung dan yuri hanya terdiam melihat taeyeon menyapu membersihkan halaman.
“Yul, apa yg harus kita lakukan? Aku gak mau taeyeon jadi pendiam” bisik sooyoung.
“Entahlah soo, gaji kita sebagai cleaning service aja gak cukup buat bantu taeng pergi ke seoul”
“hmm… Ya udahlah, aku harap dia segera move on dari tiffany” ucap sooyoung. Mereka berdua akhirnya pergi ke tempat kerjanya masing-masing. Tanpa mereka sadari obrolan mereka di dengar oleh taeyeon.
“Mianhae,.. Tapi aku gak bisa menjauh dari tiffany. Suatu hari aku akan menemuinya dan memperkenalkan tiffany ke kalian sebagai calon istriku. Mianhae…” desis taeyeon dan melanjutkan pekerjaannya.

END~

Akhirnya selesai juga. Ini adalah ff yg aku buat berdasarkan kejadian di dunia nyata. Aku cuma pengen minta pendapat para holyaddict untuk memberikan pendapat tentang taeyeon dan tiffany. Bagaimana pendapat kalian tentang hubungan mereka. Buat pendapatnya saya ucapkan terima kasih*bow*

She Is My Everything (Chapter 21)

Main cast : SNSD
Other cast : Cari Sendiri
Genre : Romance, Gaje
Type : Gender Bender
Rated : Tentuin sendiri
Length : Chaptered

Yoona terus berlari dengan kaki-kaki kecilnya. Airmata mengalir dari matanya seolah mengiringi pelariannya. Dia benar-benar marah dan kesal pada ibunya, yakni jessica. Dia gak menyangka eomma nya tega menyembunyikan siapa appanya dari dirinya. Langkahnya terhenti ketika sampai di sebuah gang kecil. Dia langsung duduk meringkuk dan menangis.
“Eomma… Jahat!! Kenapa eomma gak bilang kalo yuri appa yoona?? Apa salah yoona… Hiks… Hiks…” tangisnya. “Wae eomma…”
Tiba-tiba tangisan terhenti saat perutnya berbunyi.
“Yaaah… Kenapa saat seperti ini aku bisa lapar??!!” kesal yoona pada perutnya sendiri.
“Gimana nih?? Perutku lapar banget… Aku gak bisa pulang sekarang, aku masih gak mau ketemu eomma” yoona langsung berpikir cara agar perutnya kenyang.
“Aha… Aku telepon hyunnie aja. Aku sembunyi dirumahnya” yoona langsung mencari telepon umum. Begitu dapat dia masuk dan mengambil koin di sakunya.
“Tinggi sekali teleponnya?? Gimana cara ngambilnya nih??” pikir yoona saat melihat telepon itu berada jauh di atasnya. Dia melompat meraih gagang telepon itu namun tidak bisa. Masih terlalu tinggi bagi yoona.
“Huh, payah… Kenapa gak dipendekin aja sih teleponnya??” gerutu yoona. Dia menoleh kesekitarnya.
“Ah… Itu dia” kata yoona saat melihat sebuah tong sampah yg terbuat dari besi. Yoona langsung menghampiri tong itu.
“Yaahh… Kok ada isinya” kesal yoona saat tong sampah itu dipenuhi sampah.
“Bodo amat ah, mau dimarahin atau nggak, urusan nanti” kata yoona dan langsung menumpahkan isi tong sampah tsb. Alhasil tempat itu langsung penuh dengan tumpukan sampah akibat ulah yoona.
Yoona langsung membawa masuk ke dalam telepon umum dan naik diatas tong sampah itu. Yoona mengambil gagang teleponnya dan mengambil secarik kertas yg selalu dia bawa. Jari-jari yoona langsung menekan nomor telepon sesuai yg ada di kertas tsb.

*********

“Ppany ppany tippany…” panggil taeyeon dengan aegyonya dan menghampiri tiffany yg duduk disofa menemani seohyun yg sedang bermain dilantai.
“Kau tidak pantas beraegyo lagi. Kau sudah tua. Sudah punya anak” kata tiffany.
“Biarin” kata taeyeon dan langsung memeluk tiffany. Tiffany pun membalas pelukan suaminya itu dan bersandar dibahunya.
“Tae, gimana nasib yuri ya??” tanya tiffany tiba-tiba.
“Emang kenapa?? Kau rindu dengannya??” tanya taeyeon menggoda.
“Aniyo, aku gak mungkin bisa merindukan orang lain selain kamu” kata tiffany.
“Jadi kau pernah merindukanku ya??” goda taeyeon.
“Ya iyalah. Kamu adalah yg pertama bagiku, jadi aku gak mungkin bisa melupakanmu begitu saja” kata tiffany sambil menggenggam lengan taeyeon.
“Eomma, ceritain dong awal pertemuan eomma dan appa…” kata seohyun saat mendengar ucapan appa dan eommanya. Tiffany langsung tertawa.
“Pertemuan yg jauh dari romantis hyunnie…” kata tiffany sambil menahan tawanya. Sementara taeyeon wajahnya memerah.
“Emang ketemu dimana eomma??” tanya seohyun ingin tahu. Tiffany melirik sebentar ke taeyeon. Taeyeon menggeleng.
“Eomma ketemu appamu di toilet…” bisik tiffany pada seohyun.
“Bagaimana bisa eomma?? Kok ketemu disitu??”
“Sebenarnya…”
“Sebenarnya dulu appa dihukum bersihin toilet, terus eomma mu datang, dan appa jatuh cinta lalu kenalan deh…” kata taeyeon memotong ucapan istrinya.
“Benarkah eomma??” tanya seohyun.
“Aniyo hyunnie. Sebenarnya dulu appa mu seorang bad boy. Dia sering ngintip yeoja-yeoja waktu mau ke toilet. Pada saat itu appa mu, kepergok eomma lagi ngintip sunny ahjumma. Terus eomma aduin ke kepala sekolah. Dan appamu dihukum bersihin toilet selama 1 bulan, hahaha… ” kata tiffany sambil tertawa jahil ke taeyeon. “Dan sejak saat itu appa dan eomma mu saling kenal”
“Gak ku sangka, ternyata Appa…” seohyun bingung mau bilang apa. Dia gak mungkin bilang appanya mesum, entar takut dikira anak kurang ajar. Dia hanya bisa menggaruk kepalanya.
“Yaahh… Ppany!! Masalah itu jangan kau ceritakan ke hyunnie” cemberut taeyeon.
Tiba-tiba telepon rumah taeyeon berdering. Tiffany hendak beranjak dari sofa namun ditahan oleh taeyeon.
“Biar aku saja yg angkat” kata taeyeon dan menghampiri teleponnya. Taeyeon langsung mengangkat teleponnya
“Yeoboseyo??” kata taeyeon begitu telepon diangkat.
“Tutt… Tutt… Tutt…” hanya bunyi telepon ditutup.
“Aneh sekali, kenapa malah ditutup??” heran taeyeon. Dia pun menutup teleponnya dan kembali menghampiri tiffany. Saat taeyeon hampir sampai, lagi-lagi telepon berbunyi.
“Siapa sih yg nelpon??” heran taeyeon dan kembali mengangkat teleponnya.
“Yeoboseyo??” kata taeyeon.
“Tutt… Tutt… Tutt…”
“Aisshh… Siapa sih yg nelpon??” gerutu taeyeon dan menutup teleponnya. Dia langsung menuju ke ruang tengah.
“Siapa yg menelepon??” tanya tiffany ketika taeyeon datang.
“Gak tau” kesal taeyeon. Teleponnya berbunyi kembali.
“Tuh, bunyi lagi” kata tiffany.
“Tau ah, aku gak mau ngangkat” kesal taeyeon.
“Ya udah deh biar aku” kata tiffany dan beranjak mengangkat telepon.
“Yeoboseyo??”
“Tuttt… Tuttt… Tuttt…”
“Kok ditutup?? Siapa sih yg nelpon??” gumam tiffany dan kembali ke ruang tengah.
“Siapa??” tanya taeyeon.
“Gak tau. Tadi ditutup juga” kata tiffany.
Saat tiffany duduk, telepon kembali berbunyi. Tiffany hendak beranjak dari duduknya, namun ditahan oleh seohyun.
“Eomma, biar aku aja yg angkat” kata seohyun dan langsung berlari kecil ke arah telepon.

*********

Yoona menelepon seseorang, begitu diangkat malah ditutup kembali oleh yoona.
“Aiissh… Yang ngangkat teleponnya taeng ahjussi. Aku gak mau ngomong ke dia kalo aku pengen sembunyi dirumahnya, yg ada malah aku di aduin ke eomma”
“Lebih baik ku telepon lagi aja” pikir yoona, dan langsung memencet tombolnya. Lagi-lagi teleponnya ditutup karena masih taeyeon yg mengangkatnya. Yoona mencoba sekali lagi. Dia mendengar suara lembut dari telepon, namun cepat-cepat dia tutup.
“Sekarang yg ngangkat fany ahjumma, kenapa gak hyunnie aja sih” gerutu yoona. Dia mengambil koin disakunya kembali.
“Yaahh… Tinggal koin terakhir, semoga yg ngangkat hyunnie…” harap yoona. Telunjuk kecilnya kembali memencet tombolnya. Telepon tersambung dan diangkat oleh seseorang.
“Yeoboseyo??” kata seseorang di seberang telepon. Wajah yoona langsung ceria.
“Hyunnie…”
“Waeyo yoong??” tanya seohyun.
“Hyunnie, aku boleh minta tolong gak??”
“Minta tolong apa???”
“Tapi kau jangan ngasih tahu appa dan eomma mu ya??”
“Wae yoong??”
“Turuti saja hyunnie…”
“Ne…” kata seohyun akhirnya.
“Hyunnie… Aku ingin menginap dirumahmu”
“Cuma itu?? Boleh aja kok. Pasti appa dan eomma ngijinin”
“Itu dia masalahnya hyunnie… Aku gak mau diketahui appa dan eomma mu kalo aku menginap disana”
“Tapi kenapa yoong??”
“Entar aja aku critain setelah sampai dirumahmu” kata yoona.
“Ne” kata seohyun. Yoona pun menutup teleponnya dan keluar.
“Siapa yg numpahin sampah-sampah hingga berserakan seperti ini??!!” kesal seseorang begitu yoona keluar dari telepon umum. Yoona menoleh dan menelan ludahnya.
“Gawat…” desis yoona ketakutan melihat pria paruh baya marah-marah karena sampah yg berserakan. Yoona berbalik.
“Hei, kau anak kecil!! Kau ya yg membuat sampah-sampah ini ya??” teriak pria itu karena melihat tangan yoona yg kotor. Yoona yg sudah ketakutan, akhirnya langsung berlari sekencang yg dia bisa untuk kabur dari tempat itu.
“Mian ahjussi, entar kalo udah dewasa, aku bersihin” teriak yoona sambil berlari menuju rumah seohyun.

*********

“Yoong, dimana kamu??” teriak jessica. Dia menyusuri jalanan yg biasa dilewati yoona.
“Sica, percuma kau teriak seperti itu. Dia tidak akan menjawabmu!! Yang ada dia akan lari lagi!!” kata yuri dibelakang jessica. Dia mengikuti jessica mencari yoona dengan kursi rodanya.
“Aku takut dia kenapa-napa yul!! Aku cemas dengannya!!” teriak jessica. Air mata mengalir dari mata indahnya.
“Tenanglah sica, dia baik-baik saja” yuri mencoba menenangkan jessica.
“Kau tidak mengerti yul!! Aku takut kehilangan yoona!! Hanya yoona yg kumiliki sekarang!!”
“Aku ngerti sica. Aku juga takut yoona menghilang, Ku mohon tenanglah” kata yuri. Jessica akhirnya terdiam.
“Kita cari sama-sama” kata yuri lembut.
“I-ini semua salahku yul…” desis jessica.
“Seandainya tadi kita gak bertengkar, yoona pasti gak akan hilang” lirih jessica. Kini dia terduduk di sebuah kursi. Yuri menghampirinya. Dia meraih tangan jessica. Dia mengusap punggung tangan jessica dengan dengan kedua ibu jarinya.
“Ini bukan salahmu. Ini salahku. Aku lah orang yg menyebabkan semua deretan masalah hidupmu” kata yuri menatap dalam mata jessica yg dingin. Yuri tersenyum. Dia masih bisa melihat sedikit kehangatan di dalam tatapan dingin jessica.
“A-aku gak pantas disebut eomma, yul. Aku jahat. Aku gak pantas jadi eomma yoona…” tangis jessica.
“Ssst… Kau salah sica. Kau eomma terbaik bagi yoona. Kau segalanya bagi yoona” kata yuri.
Setelah itu tidak ada pembicaraan diantara mereka. Jessica masih terus menangis sedangkan yuri terus mencoba menenangkan jessica.
“Yul…” panggil jessica lirih.
“Ne??” jawab yuri.
“Jika yoona ditemukan, aku ingin kau merawatnya…” kata jessica lirih. Air matanya mengalir.
“Maksudmu apa sica…” tanya yuri tak mengerti.
“Yul, rawatlah yoona. Biar aku yg pergi” kata jessica.
“Si-sica, apa maksudmu??”
“A-aku gak pantas jadi eomma yoona. Aku jahat. Aku jahaattt…”
“Sica, dengarkan aku. Kau tetap jadi eomma yoona. Dia masih membutuhkanmu”
“Aniyo yul. Dia gak membutuhkanku. Dia lebih membutuhkanmu. Appanya”
“Sica, dengarkan aku” yuri memegang pipi jessica dengan kedua tangannya. Dia menatap mata jessica dalam.
“Dia membutuhkanmu. Kau sangat berharga bagi yoona. Kita rawat sama-sama jika kau mau” kata yuri.
“Tapi yul, yoona begitu membenciku…”
“Dia tidak membencimu. Dia sangat menyayangimu. Dia hanya masih syok dengan keadaan kita”
“Ta-tapi…”
“Percayalah padaku. Yoona masih membutuhkanmu. Kita jaga dan rawat dia bersama-sama. Kau mau??” tanya yuri. Jessica menatap mata yuri dalam. Dia berpikir sejenak sebelum mengungkapkan jawabannya.

*********

Tokk… Tokk… Tokk…
Jendela kamar seohyun diketuk oleh seseorang dari luar. Seohyun pun menghampirinya.
“Yoong, kenapa disini?? Kenapa gak lewat pintu depan??” tanya seohyun ketika membuka jendelanya.
“Emm… Aku takut ketahuan appa dan eomma mu” kata yoona.
“Tenang aja. Appa dan eomma gak ada di ruang tengah” kata seohyun.
“Emang ahjussi dan ahjumma kemana??” tanya yoona tidak mengerti.
“Kata appa, appa mau main ama eomma dikamar”
“Kenapa kamu gak ikut??” tanya yoona lagi.
“Aku tadi gak boleh ikut. Lagian kalo aku ikut, terus siapa yg bakal nemuin kamu??”
“Bener juga sih. Tapi bener, di ruang tengah gak ada ahjussi dan ahjumma??” tanya yoona memastikan.
“Ne” kata seohyun.
“Baiklah. Tunggu aku di depan ya??” kata yoona dan langsung menuju pintu depan. Seohyun juga langsung menuju ke ruang tamu.
Begitu sampai di ruang tamu, seohyun langsung membuka pintu dan mendapati yoona sedang berdiri.
“Hyunnie, beneran ahjumma dan ahjussi lagi dikamar??” tanya yoona sambil celingukan.
“Ne. Emangnya kenapa sih yoong??” tanya seohyun penasaran.
“Kita ngomong di dalam kamarmu aja yuk” kata yoona dan buru-buru masuk. Baru sampai di ruang tengah, yoona mendengar suara-suara aneh dari suatu kamar.
“Hyunnie, i-itukan suara eomma dan appamu??” tanya yoona saat mendengar suara aneh tsb. Seohyun mengangguk.
“Emang mereka lagi ngapain sih?? Kok seperti itu??” heran yoona. Seohyun mengangkat kedua bahunya.
“Appa dan eomma sering seperti itu. Apalagi tiap malam. Mungkin mereka keasyikan main. Tapi biarlah. Setidaknya mereka semakin mesra setelah main bersama” kata seohyun dan membuka pintu kamarnya. Mereka pun masuk.
“Yoong sekarang jawab, kenapa appa dan eomma gak boleh tahu, kalo kau disini??” tanya seohyun.
“Emm… Hyunnie, sebelum ku jawab, aku ingin makan, perutku lapar” kata yoona sambil memegang perutnya.
“Kau ingin makan apa??”
“Disini ada apa aja??”
“Cuma air putih” kata seohyun dengan wajah innocentnya.
“Yaaahhh… Kok cuma air putih?? Aku kan lapar??!” cemberut yoona. Seohyun hanya menahan tawanya.
“Ne. Tunggu disini sebentar ya??” kata seohyun. Yoona hanya mengangguk. Seohyun pun keluar kamar.
Begitu kembali, seohyun membawa roti sandwich dan segelas air putih.
“Nih yoong, makanlah” kata seohyun sambil menyodorkan roti sandwichnya.
“Gomawo hyunnie…” kata yoona dengan senyum yg mengembang di wajahnya. Yoona langsung memakan roti sandwich itu dengan lahap.
“Yoong, sebenarnya ada apa??” tanya seohyun ketika yoona sudah menyelesaikan makannya.
“Emm… Tapi janji ya, jangan bilang ama appa dan eomma mu…” pinta yoona. Seohyun mengangguk. Yoona menggigit bibir bawahnya sejenak sebelum berbicara.
“Sebenarnya, aku kabur dari rumah” bisik yoona.
“Mwo?? Ka-kamu kabur??” pekik seohyun. Yoona mengangguk. “Ta-tapi kenapa??”
“Karena tadi eomma bertengkar dengan yuri” kata yoona pelan.
“Memangnya kenapa eomma yoona bisa bertengkar dengan yuri ahjussi??”
“Sebenarnya, yuri itu appaku. Eomma ingin merahasiakan appa ku karena suatu hal. Tapi yuri menolaknya hingga terjadi pertengkaran itu”
“Ta-tapi kenapa yoong??”
“Karena aku gak suka. Eomma jahat. Dia jahat” kesal yoona.
“Bukan itu maksudku. Tapi kenapa kau malah kabur??”
Yoona bingung mau jawab apa.
“Entahlah, tadi aku kesel banget, terus ingin kabur dari rumah”
“Kau salah yoong. Harusnya kau ajak eomma mu bicara. Dulu eomma ku juga gak mau ngaku kalo aku anak dari appa, tapi setelah aku bicara ama eomma akhirnya begini deh. Aku udah punya appa” kata seohyun.
“Kau tidak mengerti hyunnie. Kau tidak mengerti” desah yoona pelan.

Tokk… Tokk… Tokk…

Tiba-tiba pintu kamar seohyun diketuk dan langsung dibuka. Reflek seohyun menoleh ke arah pintu.
“Appa!!” kaget seohyun ketika melihat taeyeon datang.
“Kau tahu dimana yoona biasanya berada??” tanya taeyeon. Seohyun mengernyit dahinya. Dia menoleh kebelakang.
“Kemana yoona?? Bukannya tadi ada disini??” pikir seohyun. Karena tidak ada siapa-siapa selain dia dan appanya. Sementara taeyeon mengedarkan pandangannya ke seluruh kamar seohyun. Dia tersenyum saat melihat kaki kecil menyusup di bawah ranjang seohyun.
“Ku rasa disini gak ada. Padahal tadi jessica begitu khawatir pada yoona.” bohong taeyeon dan keluar dari kamar seohyun. Begitu taeyeon keluar, yoona langsung keluar dari persembunyiannya.
“Yoong, kamu sembunyi dibawah ranjang?? Di situ kan kotor??”
“Gwenchana hyunnie, yg penting ahjussi gak melihatku”
“Emangnya kenapa sih??”
“Aku takut entar aku disuruh pulang”
“Kan bagus kalo kamu pulang. Kamu bisa bicara dengan eomma mu”
“Ta-tapi…”
“Sudah ku duga, kau ada disini” kata taeyeon yg tiba-tiba masuk dan mengagetkan seohyun dan yoona.
“Ahjussi…” pekik yoona.
“Yoong, kamu dicariin tuh ama eomma mu” kata taeyeon dan menghampiri yoona.
“Aniyo, aku gak mau ketemu eomma”
“Kenapa yoong?? Eomma mu sangat mengkhawatirkan kamu”
“Pokoknya aku gak mau” kata yoona ngambek.
“Baiklah kalo kau gak mau” taeyeon pun beranjak dan keluar dari kamar seohyun.

*********

“Taeng, gimana??” tanya jessica begitu taeyeon keluar dari kamar seohyun.
“Dia kayaknya masih marah” kata taeyeon.
“Bagaimana ini yul??” tanya jessica. Dia begitu menyesal.
“Tenanglah sica, biar aku yg bicara dengannya” kata yuri dan menuju ke kamar seohyun.

Tokk… Tokk… Tokk…

“Yoong, hyunnie, tolong buka pintunya. Aku ingin bicara” kata yuri.
“Gak mau” teriak yoona dari dalam.
“Aku cuma ingin ngobrol sebentar denganmu yoong” kata yuri.
“Pokoknya gak mau!!!”
“Yoong, aku cuma ingin ngobrol dengan anakku. Apa kau tidak mau mengobrol dengan appa mu??”
“Tapi cuma appa aja yg masuk. Eomma gak boleh masuk” teriak yoona. Yuri menoleh ke jessica. Jessica mengangguk.
“Baiklah. Jadi biarkan appamu ini masuk” kata yuri. Pintu pun perlahan terbuka dan yuri pun masuk.

*********

“Sekarang, apa yg yuri mau bicarakan??” tanya yoona dengan wajah cemberutnya.
“Kenapa kau masih memanggilku yuri?? Bukannya kau sudah tahu siapa aku??”
“Engh… Emmm…. Mi-mian appa” kata yoona. Dia merasa gak enak ama yuri.
“Yoong, kau masih marah ama eomma??” tanya yuri.
“Ne. Aku masih marah”
“Tapi kenapa??”
“Karena eomma gak ngasih tahu kalo appaku adalah yuri”
“Sekarang kamu kan udah tau. Kenapa masih marah??”
“Emm… I-itu…” yoona bingung mau jawab apa.
“Kenapa yoona masih marah ama eomma??”
“A-aku pengen aja” kata yoona.
“Yoong, appa mohon. Jangan benci eomma. Dia sayang banget ama eomma”
“Kalo eomma sayang ama yoona, kenapa eomma gak pernah ngasih tahu appaku??”
“Tapi sekarang yoona kan udah tau. Mending yoona maafin eomma. Eomma mu sedih kalo dibenci ama yoona”
“Pokoknya yoona gak mau maafin yoona!!”
Yuri berpikir sejenak. Dia memikirkan cara agar yoona mau memaafkan jessica.
“Begini saja, yoona minta apapun ama eomma. Entar pasti eomma kabulin asal yoona maafin eomma ” kata yuri membujuk yoona.
“Beneran??”
“Ne”
“Baiklah. Ayo keluar” kata yoona dan keluar dari kamar bersama yuri.
Begitu yoona keluar, dia melihat tiffany berdiri di samping taeyeon yg sedang menggendong seohyun. Dia juga melihat jessica dengan wajah sembabnya. Yoona terkejut melihat eommanya seperti itu. Dia merasa bersalah karena telah membuat eommanya menangis.
“Yoong, maafin eomma. Eomma mengaku salah” kata jessica dengan air mata yg berlinang. Yoona benar-benar gak tega melihat jessica menangis. Hingga akhirnya dia teringat sesuatu.
“Ba-baiklah, yoona mau maafin eomma, asal eomma ngabulin permintaan yoona” kata yoona memberi syarat.
Jessica bingung. Dia menoleh ke tiffany, taeyeon dan terakhir ke yuri. Yuri hanya mengangguk. Jessica berpikir sejenak.
“Baiklah. Apa permintaan yoona??” tanya jessica. Senyum yoona langsung mengembang di bibirnya.
“Yoona ingin eomma nikah ama yuri!!” kata yoona yg membuat semua orang yg ada ditempat itu terkejut.
“Mwo??!! Ni-nikah??” tanya jessica tak percaya. Yoona mengangguk. Jessica melirik ke yuri. Yuri yg menyadari lirikan jessica, mengerti maksudnya.
“Yoong, ka-kamu bercanda kan kalo kamu pengen aku nikah ama eomma kamu??” kata yuri yg masih sulit percaya dengan ucapan yoona.
“Aniyo. Aku serius. Aku ingin yuri nikah ama eomma”
“Ta-tapi…”
“Kalo gak mau, yoona gak akan maafin eomma!!”
“Ne ne… Eomma akan nikah ama yuri” kata jessica akhirnya.
“Waahh… Bagus kalo gitu. Kapan nikahnya eomma??” tanya yoona antusias.
“Ehm… Tahun depan” kata jessica.
“Itu terlalu lama!! Pokoknya secepatnya!! Kalo perlu besok!!”
“Yoona, pernikahan itu perlu persiapan yg matang. Lagian aku kan masih gak bisa jalan?? Yoona mau punya appa cacat??” tanya yuri.
“Bodo amat. Pokoknya cepetan nikah!!”
“Ne. Tapi gak bisa besok”
“Terus kapan??”
“Mungkin bulan depan”
“Baiklah kalo gitu. Aku pegang kata-kata yuri. Bulan depan kalian harus nikah” kata yoona. Dan menghampiri seohyun.
“Ahjussi, turunin hyunnie donk, aku ingin main dengannya” kata yoona pada taeyeon. Taeyeon pun menurunkan seohyun dari gendongannya.
“Main yuk??” ajak yoona dan menarik seohyun ke kamarnya.
“Ne…” kata seohyun.
“Emm… Selamat ya buat kalian, yg bentar lagi mau nikah” kata tiffany. Dia sedikit merasa bersalah pada jessica.
“Gomawo tiff, a-aku juga minta maaf atas semua kesalahanku selama ini pada keluargamu” kata jessica.
“Gwenchana. Kami udah maafin. Iya kan taetae??”
“Tentu ppany” kata taeyeon sambil memeluk tiffany
“Emm… Yul, maaf. Kita harus menikah bulan depan” kata jessica.
“Gwenchana sica. Bukankah ini yg kita tunggu dari dulu?? Kita menikah dan membangun keluarga kecil yg bahagia?? Lagian, aku punya kejutan buatmu saat pernikahan kita nanti” kata yuri sambil tersenyum.
“Benarkah?? Kejutan apa??”
“Kalo aku bilang, bukan kejutan namanya” kata yuri.
“Yaahh… Kok gitu sih??” cemberut jessica. Yuri hanya menahan tawanya

** 1 bulan kemudian **

“Taeng…” panggil yuri.
“Mwo??” tanya taeyeon.
“Aku udah cakep gak??” tanya yuri sambil merapikan pakaian pengantinnya. Taeyeon memperhatikan penampilan yuri mulai dari ujung kaki sampai ujung rambut. Dia terlihat serius.
“Emm… Gimana ya?? Udah cakep sih. Tapi…”
“Tapi apa?? Ada yg kurang?? Mana yg kurang??” tanya yuri bertubi-tubi.
“Wajahmu kurang cakep. Wajahku lebih cakep dari mu” kata taeyeon sambil tertawa. Sementara yuri hanya cemberut.
“Udahan ketawanya. Cepat antar aku ke tempat pernikahan” cemberut yuri.
“Ne ne… Ayo kita segera kesana. Pasti ice princess sudah menunggu” kata taeyeon dan mendorong kursi roda yuri. Selama mereka melewati koridor gereja, mereka hanya terdiam.
“Emm… Yul, apa kau gugup??” tanya taeyeon memecah keheningan diantara mereka.
“Begitulah. Apa dulu kau juga merasa seperti ini??” tanya yuri balik.
“Begitulah” kata taeyeon singkat.
“Bagaimana kau mengatasi rasa gugupmu waktu itu??” tanya yuri.
“Entahlah, rasa gugupku hilang saat aku melihat eyesmile tiffany” kata taeyeon sambil tersenyum membayangkan pernikahannya dulu.
“Kamu sih enak bisa liat eyesmile tiffany, sedangkan aku apa??”
“Liat aja matanya”
“Yaahh… Matanya dingin banget, entar yg ada aku malah makin gugup!!!”
“Kalo gitu liat icesmile nya”
“Kau itu dari tadi bercanda terus” cemberut yuri.
“Mian. Oh ya, kau sudah siap?? Dibalik pintu ini, kau akan melihat ice princess mu”
“Ne. Aku siap” kata yuri mantap.
Pintu langsung dibuka oleh taeyeon. Dia langsung mendorong kursi roda yuri ke samping jessica yg telah menunggu di mimbar. Yuri begitu terpesona dengan jessica yg memakai gaun pengantin warna putih.
“Sica… Kau seperti bidadari, bahkan bidadari pun tak mampu menyaingi kecantikanmu” gumam yuri dalam hati. Jessica tersenyum melihat yuri.
“Good luck. Semoga kau berhasil” bisik taeyeon ketika sudah mengantar yuri ke mimbar. Dia langsung menuju ke tiffany.
“Baiklah, acara pernikahan ini kita mulai” kata pastur. Yuri menelan ludahnya. Wajahnya terlihat gugup bahkan keringat dingin keluar dari keningnya. Sementara jessica terlihat tenang.
“Kwon Yuri, apakah kau bersedia menjadikan yeoja yg ada di depanmu ini sebagai istrimu dan menerima segala kelebihan dan kekurangannya hingga maut memisahkan kalian??”
“Ne. Aku bersedia” kata yuri dan memasangkan cincin kawin di jari manis jessica.
“Jessica jung, apakah kau bersedia menjadikan namja yg ada di depanmu ini sebagai suamimu dan menerima segala kelebihan dan kekurangannya hingga maut memisahkan kalian??”
“Ne. Aku bersedia” kata jessica dan ikut memasangkan cincin kawinnya di jari manis yuri.
“Mulai sekarang, kuputuskan kalian sebagai suami istri. Silahkan cium pasangan anda” kata pastur. Jessica maju selangkah dan hendak membungkuk untuk menyamakan tingginya dengan yuri, namun ditahan oleh yuri.
“Gak usah. Karena aku punya kejutan buatmu” kata yuri dan langsung beranjak dari kursi rodanya. Jessica terkejut. Kini yuri dengan mudahnya berdiri dengan kedua kakinya.
“Yul, ka-kau sudah sembuh??” tanya jessica tak percaya. Yuri menjawabnya dengan senyuman. Jessica langsung memeluk yuri. Dia menangis dibahu yuri.
“Kenapa menangis sica baby?? Kau gak suka liat aku sembuh??”
“Aniyo yul, aku bahagia karena kau sudah sembuh” kata jessica. Mereka berpelukan cukup lama, hingga seseorang mengagetkan mereka.
“Yeay… Appa udah sembuh!!” kata yoona dan berlari ke arah yuri. Yuri langsung merangkul yoona dan menggendongnya.
“Ini juga karena mu yoong” kata yuri.
Pletaaakkkk….
“Aauuwhhh…. Kenapa aku dijitak??” kesal yuri saat kepalanya dijitak oleh seseorang.
“Itu karena tadi kau gak bilang kalo kau sudah sembuh dan menyuruhku mendorong kursi rodamu!!” kesal taeyeon. Tiffany dan jessica hanya bisa terkikih melihat tingkah para seobangnya.
“Chukkae yul” kata hyoyeon dan nicole yg datang ke pernikahan yuri dan jessica.
“Gomawo hyo, gomawo nic” kata jessica.
“Chukkae, chukkae…” teriak sooyoung sambil menggandeng lengan sunny.
“Gomawo soo” kata yuri.
“Chukkae yoong, akhirnya kamu punya appa” kata seohyun pada yoona.
“Gomawo hyunnie” kata yoona.
Mereka pun akhirnya berpesta. Saat sedang terlarut dalam suasana pesta, tiba-tiba terjadi keributan. Yuri pun segera menghampiri asal keributan tsb.
“Lagi-lagi kau” kata yuri saat melihat siapa biang keributan.
“Kau!! Tidak kubiarkan jessica menjadi milikmu!!!” kesal orang itu. Yuri hanya menghela nafas.
“Donghae, ku mohon jangan buat keributan disini” kata yuri.
“Akan ku bunuh kau!!” seolah tak mengubris perkataan yuri, donghae langsung mencoba menyerang yuri dan…
Plakkk…
Seseorang menampar donghae.
“Ka-kau, kenapa kau menamparku jess?!!” kata donghae tak percaya.
“Sudah ku bilang berkali-kali. Jangan ganggu aku dan yuri lagi. Aku sudah menikah dengan yuri!!” bentak jessica.
“Ta-tapi kenapa jess??”
“Karena aku mencintai yuri. Dan yoona adalah ayah yuri” kata jessica dingin. Donghae terkejut dengan ucapan jessica.
“Ku mohon, pergi dari sini. Jangan ganggu kami lagi” pinta jessica.
“Jess, tidak pernah ku sangka kau benar-benar… Aarrgghh…” kesal donghae dan pergi dari tempat itu dengan hati yg terluka.
“Gomawo sica baby, mungkin kalo gak ada kau, aku pasti sudah dihajar olehnya” kata yuri.
“Sudahlah, ayo kita balik. Kita udah di tunggu para tamu” kata jessica.
“Tentu sica baby” kata yuri dan menggandeng lengan jessica.

*********

“Akhirnya selesai juga” kata yuri sambil meregangkan tubuhnya. Dia merebahkan tubuhnya di kasur empuknya.
“Kau lelah??” tanya jessica dan ikut berbaring di samping yuri.
“Kau pikir??” tanya yuri.
“Tidurlah. Kau pasti lelah” kata jessica. Yuri langsung membalik badannya menghadap jessica.
“Aku gak akan lelah kalau belum melakukannya” kata yuri sambil mengerling nakal.
“Maksudmu??” tanya jessica pura-pura tidak mengerti. Yuri tersenyum dan langsung mencium bibir jessica. Jessica pun membalas ciuman yuri. Mereka saling melumat bibir. Yuri memasukkan lidahnya ke dalam mulut jessica. Jessica yg mengerti, langsung menautkan lidahnya dengan lidah yuri. Mereka saling mengaitkan lidah dan bertukar saliva.
Selama berciuman, tangan yuri bergerilya melucuti baju jessica. Kini tubuh bagian atas jessica hanya ditutupi bra putih. Yuri meremas lembut payudara jessica.
“Emmphh… Emmphh…” desahan jessica tertahan karena mulutnya sedang meladeni ciuman ganas yuri. Tangan yuri menyusup ke dalam bra jessica. Kini tangan yuri bersentuhan langsung dengan kulit payudara jessica. Tangan yuri memilin nipple jessica. Jessica semakin menggeliat.
“Emmphh… Yul… Oohh…” desah jessica. Tangan kanannya turun ke bawah dan membuka resleting celana yuri.
“Kau nakal sica baby…” kata yuri saat tangan jessica memegang juniornya.
“Tapi kau suka kan??” kata jessica menggoda.
“Aahh… Terus sica baby…” ceracau yuri saat jessica mengocok juniornya. Karena tak tahan, yuri langsung merobek bra jessica dan langsung menyerang payudara yg terekspose jelas itu. Dia mencium, melumat, menjilati dan menggigit lembut nipple jessica.
“Aahh… Yul… Kau… Oohh…” jessica tidak mampu meneruskan kata-katanya karena desahan dan erangan nikmatnya. Sementara itu diluar kamar…
“Aahh… Yul… Kau… Oohh…”
“Suara eomma kok kayak suara tiffany ahjumma waktu itu??” tanya yoona saat berada di depan pintu kamar yulsic.
“Apa mereka sedang main ya?? Lebih baik aku ikut main aja” kata yoona. Saat memegang knop pintu, yoona teringat sesuatu.
“Kata hyunnie, kalo appa dan eomma nya lagi main lebih baik gak diganggu, karena entar mereka bakal makin mesra setelah main. Apa bener??”
“Ahh… Lebih baik malam ini tidur sendiri aja dulu. Tidur ama appa dan eomma, besok aja” kata yoona dan langsung menuju kamarnya.

END~

Akhirnya ceritanya selesai. Meski ku pikir aneh sih 😛
Oh ya, maaf ya telat update, holy lagi sibuk, terus hp holy rusak dan baru selesai kemarin. Aku harap update’an holy gak ngecewain reader#pasti ada yg kecewa ya?? 😛
Buat yg request 5thAnniversarySNSD, Mian, holy gak bisa. Terlalu banyak kejadian penting yg terjadi 5 tahun sejak snsd lahir dan tidak diketahui holy. Jadi mending holy gak buat deh.
Gomawo buat holyaddict dan holysiders yg udah luangin waktu buat mampir di dorm ku.
Kurasa cukup itu aja celotehan holy, salam byun aja dari kim holy anak terbyun dari keluarga taeny
Gomawo~

She Is My Everything (Chapter 20)

Main cast : SNSD
Other cast : Cari Sendiri
Genre : Romance, Gaje
Type : Gender Bender
Rated : Tentuin sendiri
Length : Chaptered

Yoona terduduk di sofa dengan wajah yg terus menunduk. Tiffany yg menyadari itu akhirnya berbisik pada taeyeon.
“Taetae, yoona kenapa??” bisik tiffany.
“Molla” kata taeyeon.
“Makanya, cepet ke sana!! Dia gak seperti biasanya seperti itu!!” bisik tiffany gemas.
“Ne… Ne…” kata taeyeon dan langsung menghampiri yoona. Sementara tiffany memperhatikan mereka dari kamarnya.
“Hei jagoan, kau kenapa??” tanya taeyeon membuyarkan lamunan yoona.
“Engh?? Ahjussi… Gwenchana” kata yoona dan memaksakan senyumnya.
“Kau lagi menunggu princess ya?? Bentar lagi dia kesini kok. Kau mau makan??” tanya taeyeon. Yoona menggeleng.
“Kau kenapa sedih??” tanya taeyeon. Yoona hanya diam.
“Tidak baik menyimpan masalah sendiri. Lebih baik kau ceritakan, siapa tahu aku bisa membantumu” kata taeyeon. Yoona tetap diam tak bergeming.
“Yoong-ah…” panggil seseorang. Yoona mengangkat kepalanya untuk melihat siapa yg memanggilnya. Dia tersenyum.
“Kau mau main apa??”
“Terserah kau saja hyunnie” kata yoona.
“Kita main keroro yuk” kata seohyun. Yoona mengangguk.
“Main dikamar seohyun aja ya??” suruh taeyeon.
“Wae appa??” tanya seohyun.
“Kalo kalian main disini, terus entar kalian berisik, terus ada tamu, gak enak ama tamunya” kata taeyeon menjelaskan. Yoona dan seohyun mengangguk.
“Ne appa, kami akan main di kamar hyunnie” kata seohyun sambil tersenyum.
“Bagus. Anak pintar” kata taeyeon tersenyum sambil mengacak rambut seohyun. Yoona hanya diam dan menunduk.
“Appa, gendong hyunnie ke kamar…” manja seohyun.
“Dasar manja” kata taeyeon sambil mencubit pipi seohyun. Taeyeon pun langsung menggendong seohyun. Yoona yg dari tadi melihat taeyeon dan seohyun hanya bisa menundukkan kepalanya. Taeyeon yg menyadari itu, akhirnya mengelus kepala yoona.
“Yoong, kamu mau digendong juga??” tanya taeyeon. Yoona mendongakkan kepalanya. Menatap taeyeon tak percaya.
“Be-beneran??” tanya yoona. Taeyeon tersenyum dan mengangguk. Tanpa menunggu lagi, taeyeon langsung menggendong yoona disebelah kiri sementara sebelah kanan seohyun.
“Gomawo, ahjussi…” kata yoona pelan dengan mata berkaca-kaca.
“Cheonma yoong…” kata taeyeon sambil tersenyum. Yoona dan seohyun di bawa bermain ke kamar seohyun.

*********

“Hyunnie…” panggil yoona pada seohyun yg sedang sibuk dengan boneka keroronya.
“Ne??” jawab seohyun.
“Punya appa, enak ya??” tanya yoona. Wajahnya terlihat murung.
“Ne. Wae yoong??”
“Ani, aku hanya ingin tanya.” kata yoona. Dia hanya menunduk.
“Yoong, kamu rindu appa mu ya??” tanya seohyun begitu melihat wajah murung yoona. Yoona mengangguk.
“Kau beruntung hyunnie, kau bisa bertemu appa-mu, berbeda denganku…” lirih yoona.
“Memang appa yoona kemana??” tanya seohyun.
“Kata eomma, appa-ku sudah meninggal saat aku masih dikandungan” jawab yoona.
“Mianhae yoong, aku gak bermaksud…”
“Gwenchana hyunnie. Ini bukan salahmu. Aku hanya ingin tahu bagaimana appa-ku”
“Apa yoona pernah ke makam appa yoona??”
Yoona menggeleng.
“Aku gak pernah ke makamnya”
“Wae??”
“Eomma gak pernah ngasih tahu. Waktu aku tanya, eomma selalu mengalihkan pertanyaan” seohyun hanya mengangguk mendengar penjelasan yoona.
“Bagaimana kalo…”
“Lagi pada ngapain nih??” kata taeyeon begitu masuk kamar seohyun. Dia mengecup kening seohyun dan memangkunya.
“Appa, kami cuma main kok…” kata seohyun. Taeyeon menoleh ke arah yoona dan mendapati wajah murung yoona.
“Yoong, kau kenapa?? Kenapa wajahmu murung???” tanya taeyeon.
“Engh?? Gwenchana ahjussi…” kata yoona sambil memaksakan senyumnya.
“Appa, hyunnie mau bicara” bisik seohyun.
“Emang mau bicara apa??” tanya taeyeon.
“Sudahlah, kita keluar dulu” kata seohyun “Yoong, kami keluar dulu sebentar ya??” pamit seohyun dan menarik taeyeon keluar kamar. Yoona hanya mengangguk.

*********

“Hyunnie, ada apa sebenarnya??” tanya taeyeon.
“Appa, jangan sering manjain hyunnie di depan yoona” kata seohyun.
“Wae?? Kan wajar appa dan anak seperti itu??”
“Iya sih… Tapi jangan di depan yoona”
“Wae??” tanya taeyeon tidak mengerti.
“Yoona rindu appanya. Hyunnie gak mau yoona terus-terusan sedih karena melihat appa dan hyunnie” kata seohyun menjelaskan.
“Owh. Ne… Appa ngerti. Hyunnie cepat kembali ke kamar, kamu gak mau yoona tambah murung kan??”
“Ne appa, hyunnie masuk dulu” kata seohyun dan masuk ke kamarnya.
“Yoona, seandainya kau tahu siapa appa mu, pasti kau akan bahagia seperti hyunnie…” gumam taeyeon dalam hati.
“Ada masalah apa sih?? Kok tadi serius banget??” tanya tiffany membuyarkan lamunan tiffany.
“Engh?? Ppany, tadi cuma masalah yoona”
“Emang kenapa ama anak itu??”
“Dia merindukan appanya”
“Kenapa kau gak antar yoona ke rumah yuri?? Dia kan appa nya??”
“Aku takut salah. Yuri dan jessica masih bermasalah, jika aku mempertemukan yoona dan yuri”
“Aku takut yuri akan menjelaskan semua permasalahannya dengan jessica. Dan bagaimana kalo yuri memberi tahu kalo dia appanya?? Yoona pasti gak akan pulang dan itu akan membuat jessica marah. Mengingat sekarang bagaimana emosi jessica melihat foto yuri dan kamu. Aku gak mau yoona tahu akan masalah ini. Dia masih kecil perlu kasih sayang bukan masalah” kata taeyeon dan duduk di sofa. Tiffany ikut duduk disamping taeyeon.
“Tapi dulu kita menikah karena seohyun” kata tiffany.
“Maksudmu??” tanya taeyeon tidak mengerti.
“Dia mendengar pertengkaran kita dulu waktu di rumah sakit. Dan akhirnya dia memintaku untuk menerima lamaranmu” kata tiffany. Taeyeon hanya mengangguk.
Taeyeon memeluk tiffany. Tiffany pun menyandarkan kepalanya di bahu taeyeon.
“Taetae… Kasihan yoona” lirih tiffany.
“Ne. Dia gak seberuntung hyunnie”
“Seandainya dulu aku tahu yuri adalah appa yoona, aku pasti gak akan melakukannya dan masalah ini gak akan terjadi” sesal tiffany.
“Sudahlah, ini bukan salahmu” kata taeyeon.
“Semoga Yuri dan jessica bisa segera baikan. Dan bisa berkumpul menjadi sebuah keluarga bersama yoona” kata tiffany. Taeyeon mengangguk.

*********

Jessica menangis di dalam kamarnya. Wajahnya berantakan karena air matanya. Dia bingung dengan apa yg dia lakukan.
“Mianhae… Mianhae…” kata jessica ditengah tangisannya. Selalu kata itu yg di ucapkannya berkali-kali dari tadi. Dia membenamkan wajahnya dibantal.
Tokkk… Tokkk… Tokkk…
Ketukan pintu terdengar oleh jessica. Jessica pun beranjak dari kasurnya. Dia menyeka air matanya dan berjalan menuju pintu. Dia langsung membuka pintunya.
“Ka-kamu…” Jessica terkejut begitu melihat siapa orang yg mengetuk pintunya. Dia hendak menutup pintunya namun ditahan oleh orang itu.
“Sica, kumohon… Ijinkan aku bicara…” mohon orang itu. Jessica pun akhirnya mengalah. Dia membiarkan orang itu masuk.
“Kau mau bicara apa??” tanya jessica dingin. Dia mencoba menyembunyikan suara paraunya.
“Sica, ku mohon maafkan tiffany, ini semua salahku jangan ganggu tiffany” kata orang itu.
“Aku gak akan pernah memaafkannya, yul!!” kata jessica pada orang tsb yg ternyata adalah yuri.
“Kau jangan turuti emosimu sica!! Ini salahku bukan salah tiffany!! Aku yg mengajaknya tidur!!”
“Kau mengajaknya tidur karena dia menggodamu!!”
“Sica, dia melakukannya karena untuk mencari uang buat seohyun?!!”
“Tapi jangan menggoda pacar orang!! Apalagi dia menggoda kau, yg jelas-jelas ayah dari yoona sahabat anaknya sendiri!!” kesal jessica.
“Tapi dia kan tidak tahu siapa aku hingga kau memperkenalkannya padaku??!!”
“Aku gak akan memaafkannya sampai kapanpun” lirih jessica.
“Sudahlah sica, maafkan dia. Dia sekarang sudah bersama taeyeon. Dan aku hanya untukmu…” kata yuri mencoba mengajak jessica berbicara baik-baik.
“Sica, kita mulai semua dari awal. Hanya ada aku, kau dan yoona” kata yuri. Dia beranjak dari kursi rodanya namun ditahan oleh jessica. Yuri tersenyum.
“Akhirnya kau sadar juga sica” gumam yuri dalam hati.
“Aku gak akan pernah memaafkannya meski kau yg memintanya!!” kata jessica dingin.
“Jess, kau…”
“Kau pilih, kau ingin aku membalasnya atau kau tidak bertemu yoona!!” ancam jessica.
“Jangan bawa-bawa yoona, dia masih kecil!! Dia perlu perhatian aku sebagai appanya!! Dia gak mengerti masalah ini!!”
“Ini urusanku. Jika kau masih menghalangiku, bisa ku pastikan kau tidak akan bertemu anakmu lagi” kata jessica dingin.
“Eomma…” panggil seseorang. Jessica dan yuri langsung menoleh ke asal suara tsb. Mereka terkejut melihat yoona berdiri di ambang pintu dengan mata yg berkaca-kaca.
“Yoo-yoona…” desis jessica tak percaya.
“Kenapa eomma menyembunyikan semuanya dari yoona?!! Kenapa eomma gak bilang appa yoona masih hidup?!! Kenapa eomma gak bilang kalo yuri, appa yoona?!! Wae eomma!!” tanya yoona.
“Yoong, eomma hanya…”
“Yoona benci eomma!!!” teriak yoona dan berlari keluar dari ruangan itu.

TBC~

Akhirnya selesai juga. Mungkin holy akan segera menyelesaikan ff ini. Soalnya holy udah bosan ama nih ff. Maaf kalo chapter ini dan chapter selanjutnya terkesan buru-buru atau amburadul. Itu semua karena holy pengen cepet-cepet nyelesaiin nih ff.
Buat holyaddict yg telah aktif meramaikan dorm ini dan holysider yg hanya mampir di dorm ini, holy ucapkan gomawo.
Mianhae kalo komennya ada yg gak dibalas.
Jangan lupa R.C.L nya ya…..
Salam byun dari kim holy anak terbyun dari pasangan taeny
Gomawo~*bow*

She Is My Everything (Chapter 19)

Main cast : SNSD
Other cast : Cari Sendiri
Genre : Romance, Gaje
Type : Gender Bender
Rated : Tentuin sendiri
Length : Chaptered

Ketegangan menyelimuti sebuah ruangan dimana yuri dan donghae berada. Detik jam terasa begitu lama bagi yuri yg nyawanya sedang terancam saat ini. Tubuhnya bergetar hebat.
“Ku beri kau tiga detik untuk mengucapkan kata terakhirmu”
“Tiga…”

“Jangan…”

“Dua…”

“Sentuh…”

“Satu…”

“Jess…”

“Kau terlambat”
Yuri menutup kedua matanya. Dia tidak ingin melihat peluru donghae yg melesat ke arahnya. Donghae menyeringai. Dia menarik pelatuknya dan…

Ceklek…

Ceklek… Ceklek…

Tidak ada peluru melesat dari pistol donghae.
“Ciihh… Kau beruntung” cibir donghae. Saat mengetahui pistolnya hanya menembakkan angin ke arah yuri. Dia langsung memasukkan pistolnya ke saku celananya dan menghampiri yuri yg terdiam, terpaku, shock akibat perlakuan donghae.
“Lain kali kalo kita bertemu, bisa kupastikan itu adalah terakhir kali kau menghembuskan nafas” kata donghae menyeringai dan pergi dari tempat itu. Sementara yuri hanya terpaku ditempat itu tanpa bisa bersuara.

*********

“Hyunnie…” panggil yoona dengan aegyonya.
“Ada apa yoong??” tanya seohyun. Mereka berjalan pulang menuju rumah seohyun. Sepanjang perjalanan, senyum merekah terlihat di wajah seohyun.
“Hyunnie, chukkae… Semoga kau semakin sehat” kata yoona.
“Gomawo yoong. Aku juga mau berterima kasih ama kamu karena kamu selalu nemenin aku saat aku mau therapy” kata seohyun sambil tersenyum. Dalam hati, yoona terselip sedikit kesedihan.
“Yoong-ah, kenapa diam?? Tumben” tanya seohyun saat menyadari yoona yg terus diam.
“Gwenchana hyunnie”
“Yoong, aku tahu kau sedang sedih. Jadi ceritakan padaku apa yg membuat yoona sedih” pinta seohyun.
“Emm… A-aku akan jarang bermain dengan hyunnie lagi”
“Waeyo?? Kita masih bisa bermain tiap hari??”
“Tapi kau kan sudah sehat walau masih belum sehat sepenuhnya, kau akan jarang ikut therapy dan akan jarang bertemu denganku” yoona menunduk waktu mengucapkannya.
“Kau kan bisa main ke rumahku??” kata seohyun.
“Tapi… aku takut…” desis yoona.
“Takut kenapa??”
“Aku takut appamu. Dia kan sering aku kerjai” seohyun tertawa mendengar ucapan yoona.
“Appaku menyukaimu kok, buktinya dia gak pernah memukulmu”
“Tapi dia sering menjitak kepalaku” sebel yoona.
“Sudahlah, appaku cuma gemes lihat tingkahmu”
“Jadi, aku boleh tiap hari main kerumahmu??” tanya yoona. Seohyun mengangguk. “Yeay… Aku bisa main tiap hari ama hyunnieku” girang yoona yg membuat seohyun tertawa.

*********

“Taetae…” panggil tiffany pada suaminya yg duduk disampingnya.
“Waeyo ppany??”
“Ehmm… Aku boleh minta sesuatu gak??” tanya tiffany ragu-ragu.
“Kau mau minta apa?? Minta bayi baru ya??” kata taeyeon dengan senyum jahilnya.
Pletaakk…
“Bukan itu!!” kesal tiffany menjitak kepala taeyeon.
“Aauwwh… Appo… Emang kau minta apa sih??”
“A-aku mau kau tidak berdekatan dengan jessica lagi. Kalo perlu jangan sampai bertemu dengannya”
“Wae??”
“A-aku…” tiffany bingung mau bilang apa. Dia takut kalo sampai taeyeon bertemu dengan jessica dan akan tergoda olehnya.
“Hei, kau kenapa ppany??” pertanyaan taeyeon menyadarkan tiffany.
“Gwenchana taeng, yg penting kau gak boleh bertemu dengan dia lagi!!”
“Tapi kenapa?? Apa kau cemburu??” tiffany tidak menjawab, dia hanya mendengus kesal.
“Kenapa kau cemburu?? Biasanya kau acuh pada suamimu yg cute ini??” kata taeyeon sambil mencolek dagu tiffany.
“Berisik!!” kesal tiffany. Taeyeon semakin ingin menggoda tiffany yg kesal.
“Kau cemburu ya?? Iya kan??” goda taeyeon.
“Tauk ah!! Yang jelas, jauhi jessica atau kau gak boleh tidur di kamar lagi!!” kesal tiffany dan masuk ke kamarnya. Sementara taeyeon hanya bisa menahan tawanya.

**Yuri pov**

“Aaarrgghhh….” erangku frustasi.
“Kenapa hidupku harus seperti ini!!” kesalku. Yah, aku begitu kesal dengan hidupku ini. Aku bahkan lupa kapan terakhir kali aku bersyukur dengan hidupku ini. Hidupku penuh dengan cobaan hingga aku gak pernah bersyukur. Apalagi dengan kehidupanku sekarang. Aku hanya seorang yg cacat yg gak bisa berbuat apa-apa.
Aku menghela nafas berat. Ku usap semua peluh yg menetes di keningku. Aku menatap foto yg terpajang di meja.
“Kau beruntung taeng, kau punya istri yg lembut. Berbeda dengan sica yg hatinya akan membeku dan keras seperti es saat kau berbuat satu kesalahan” pujiku. Pujianku bukanlah omong kosong, karena selama aku bersamanya, dia begitu memperhatikanku meski pandangannya selalu kosong saat menatapku.
“Sica, seandainya kau seperti dia…” desisku.
“Kau ingin aku seperti apa??” ucapan dingin yg berasal dari balik punggungku seolah menyadarkanku dari lamunanku terhadap foto itu. Aku menoleh dan melihat seseorang yg menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya dan melihatku dengan sepasang mata yg menatap dingin.
“Si-sica…” kataku terkejut dengan kedatangannya.
“Kau gak perlu terkejut seperti itu” katanya. Tatapannya sama seperti saat dia meninggalkanku. Tatapan yg memancarkan kepedihan, kesakitan, dan kekecewaan.
“Kau ingin aku seperti apa, huh??” tanyanya lagi. Aku diam tidak menjawab. “Kau ingin aku seperti yeoja murahan istri sahabatmu itu, huh??” cibirnya.
“Sica, tolong jangan sebut tiffany dengan sebutan itu” pintaku.
“Wae?? Kau tidak suka, huh??”
“Bukannya dia memang yeoja murahan yg bisa ditiduri oleh semua orang??” kata-katanya terdengar mencibir.
“Sica cukup!! Dia punya alasan untuk itu!!” kataku akhirnya. Aku sudah benar-benar kesal dengan semua ucapannya.
“Bukannya kau yg menyuruhku meniduri yeoja malam saat aku merindukanmu??!! Jadi jangan merendahkannya!! Lebih baik kau rendahkan aku daripada istri sahabatku!!!” bentakku. Wajahnya masih terlihat dingin saat aku membentaknya. Tak ada ekspresi tergambar di wajahnya.
“Kau tahu, aku hanya menuruti ucapanmu dulu saat kau meninggalkanku…”
“Aku gak pernah sedikitpun merasakan jatuh cinta padanya” lirihku.
“Aku gak peduli” katanya dingin.
“Yang aku pedulikan saat ini hanyalah rasa sakitku pada dia!!!”
“Kenapa kau jadi pendendam seperti ini??”
“Aku begini karena perlakuan kalian!! Terutama pada dia. Aku akan membuatnya merasakan sakitnya hatiku”
“Apa yg akan kau lakukan padanya??” tanyaku. Meski ku tahu hal itu akan sangat buruk saat aku mengetahuinya.
“Aku akan merebut taeyeon darinya” ucapannya benar-benar seperti pisau yg menghujam jantungku.
“Ka-kau gak akan bisa… Dia hanya mencintai tiffany!!” kataku tergagap.
“Kau yakin?? Kau mau taruhan??” tatapannya seolah merendahkanku. Meremehkan segala ucapanku. Aku terdiam.
“Kita taruhan jika taeyeon bisa bersamaku, kau jangan dekati aku dan yoona lagi, dan jika aku gagal, aku akan minta maaf padamu dan kembali padamu” ucapan jessica membuatku sakit. Jika aku kalah maka aku gak akan pernah melihat dia lagi. Dan, meskipun aku menang dan dia kembali padaku, apakah berarti dia mencintaiku?? Tidak. Dia tidak kembali padaku karena cinta, tapi karena taruhan.
“Sica, aku gak mau taruhan denganmu” kataku.
“Wae?? Bukannya kau yakin kalo taeyeon tidak akan tergoda??”
“Sica, apa kau gak berpikir, kalo kau bersama taeyeon, bagaimana nanti perasaan yoona??” kulihat dia seolah tersentak. Dia seperti mengingat sesuatu. Dan aku yakin itu adalah yoona.
“Ma-maksudmu apa yul??”
“Kalo kau memang eomma yg baik, kau pasti tahu siapa orang yg yoona suka. Dan ku yakin siapa orang yg yoona inginkan untuk menjadi appanya” dia hanya terdiam.
“Sica, sadarlah. Jangan kau turuti emosimu. Hal itu hanya akan menyakiti semua orang” dia hanya berbalik dan beranjak pergi.
“Sica, kau mau kemana??” tanyaku. Dia tidak menjawab, namun aku bisa melihat tetesan bening dari matanya. Dia menangis.

**Normal pov**

Tokk… Tokk… Tokk…
Taeyeon menghampiri pintu untuk membukanya.
“Appa… Jantungku udah sehat” riang seohyun saat pintu dibuka dan langsung memeluk taeyeon. Sementara yoona hanya tersenyum di samping seohyun.
“Iyakah?? Kau sungguh-sungguh kan??” tanya taeyeon tak percaya.
“Ne appa. Lihat nih…” kata seohyun tersenyum dan menunjukkan selembar kertas. Taeyeon pun membacanya. Senyum langsung mengembang di wajahnya.
“Ppany… Cepat kesini, ada kabar gembira untukmu” teriak taeyeon. Tiffany pun langsung keluar dari kamar dan menghampiri mereka.
“Ada apa taetae??” tanya tiffany.
“Lihat nih…” taeyeon menunjukkan selembar kertas yg dibacanya tadi. Mata tiffany langsung berkaca-kaca. Dia langsung memeluk seohyun.
“Eomma kenapa nangis?? Eomma sedih??” tanya seohyun. Tiffany menggeleng.
“Eomma bahagia hyunnie” kata tiffany dan mempererat pelukannya. Taeyeon yg melihat itu akhirnya ikut memeluk mereka. Yoona yg melihat mereka hanya bisa menunduk, menyembunyikan airmata yg menetes di pipinya.
“Kapan aku punya keluarga lengkap seperti hyunnie…” lirihnya.

TBC~

Akhirnya jadi juga. Meski holy bikinnya terburu-buru, aku harap ceritanya gak amburadul. Semoga holyaddict dan holysiders menyukainya.
Kim holy anak ter byun dari pasangan taeny mengucapkan…
Gomawo~

She Is My Everything (Chapter 18)

Main cast : SNSD
Other cast : Cari Sendiri
Genre : Romance, Gaje
Type : Gender Bender
Rated : Tentuin sendiri
Length : Chaptered

Taeyeon menatap bingung ke arah jessica yg menatapnya seperti pria hidung belang.
“Jessie… Buka pintunya!!!” teriak tiffany. Namun tak ada respon. Mereka tidak mengubris teriakan tiffany yg terus-terusan meminta pintunya dibuka.
“Jess, ada apa ini sebenarnya?? Kenapa kau mengunci pintu itu?? Dan membiarkan tiffany berteriak diluar??” tanya taeyeon. Jessica tidak mengubrisnya. Dia malah mendekati taeyeon dengan tatapan seduktifnya. Jessica mendorong tubuh taeyeon hingga berbaring di ranjangnya.
“Sudah ku bilang, aku akan melakukan apa yg tiffany lakukan pada yuri dulu” kata jessica menyeringai.
“Ma-maksudmu apa??” tanya taeyeon. Jessica tidak menjawab. Dia hanya mendekatkan wajahnya dengan taeyeon yg kini sedang ditindihnya.
“Ternyata kau tampan juga. Kurasa aku gak akan pernah bosan melakukannya denganmu…” bisik jessica yg membuat taeyeon membulatkan matanya tidak percaya.
“Maksudmu apa?? Apa kau mau…” taeyeon menghentikan ucapannya saat melihat tatapan seduktif jessica.
“I-ini gak boleh terjadi!!” pekik taeyeon. Dia mencoba mendorong tubuh jessica namun karna tubuh jessica yg lebih tinggi darinya, dia tidak bisa keluar dari dekapan jessica. Jessica sendiri semakin merapatkan tubuhnya dengan tubuh taeyeon hingga dadanya bersandar di dada taeyeon. Jessica bisa merasakan dada taeyeon berdetak begitu cepat karena ketakutan.
“Jantungmu berdebar-debar?? Apa kau menyukaiku?? Atau kau malah diam-diam mencintaiku??” bisik jessica sambil membelai pipi taeyeon. Taeyeon menggeleng dengan cepat.
“A-aku hanya mencintai tiffany!!” pekik taeyeon. Dia terus-terusan meronta namun rontaan taeyeon membuat dadanya bergesekan dengan dada jessica yg membuat jessica terangsang.
“Aahh…..” Desah jessica. “Kau nakal sekali…” bisik jessica. Taeyeon semakin gelagapan.
“Jess, to-tolong, jangan lakukan ini…” kata taeyeon.
“Wae?? Bukannya kau menyukainya?? Emmphh…” jessica terus menggesekkan payudaranya.

**Taeyeon pov**

“Apa yg sebenarnya jessica inginkan?? Kenapa dia menjadi seperti ini??” pikirku. Dia benar-benar seperti yeoja malam yg berharap ditiduri oleh pria hidung belang.
“Jess, to-tolong, jangan lakukan ini…” kataku berharap dia sadar dengan apa yg dia perbuat.
“Wae?? Bukannya kau menyukainya?? Emmphh…” katanya sambil terus menggesekkan payudaranya ke dadaku. Jujur, ku akui ini memang membuatku terangsang. Dadanya yg kenyal bergesekan dengan dadaku dan desahannya yg terdengar sexy, membuat libidoku menjadi naik. Namun aku mencoba untuk menahannya. Ku biarkan saja dia terus menggesek-gesekkan dadanya, menunggu dia lengah, maka aku akan mendorongnya dan aku akan lari. Namun semua perkiraanku salah. Dia malah semakin cepat menggesekkannya.
“Ayo taeng… Puaskan aku” racaunya gak jelas. Tangannya malah turun mencari juniorku. Dia mengelus juniorku dari luar celanaku. Gawat!!! Ini gak boleh terjadi.
Dengan segera aku meraih tangannya mencoba menjauhkan tangannya dari juniorku. Namun yg ada malah dia memegang tanganku dan mengarahkannya ke payudaranya. Tangannya membimbing tanganku untuk meremas payudaranya. Hal ini benar-benar membuatku menelan ludah.
“Remas taeng!! Remas… Manjakan aku…” perintahnya. Tatapannya begitu berbeda dari biasanya. Aku terdiam sejenak. Aku bingung melakukan apa hingga aku tersadar sentuhan lembut di juniorku.
“Baiklah jika kau tidak mau memanjakanku, biar aku yg akan memanjakanmu” katanya dengan tangan yg sudah memegang junior ku.
“Ta-tapi jess… Emmpphh…” ucapanku terhenti karena jessica mengocok juniorku. Aku mencoba menahan desahanku .
“Ohh… Sial!! Kenapa kau harus bangun disaat seperti ini” batinku kesal saat melihat juniorku yg mulai berdiri akibat ulah tangan jessica. Aku semakin takut saat jessica membuka kancing bajunya satu persatu hingga aku bisa melihat bra putih yg dipakainya. Dia benar-benar berusaha membuatku terangsang. Jessica mendekatkan wajahnya dengan wajahku. Bisa ku rasakan hembusan nafasnya di bibir atasku. Matanya menatap dalam mataku. Tanpa bisa ku cegah lagi, jessica telah mencium bibirku. Dia menciumku seperti tidak ada hari esok untuk berciuman. Dia melumat ganas bibirku. Bisa kurasakan bagaimana lidahnya menyapu bibirku. Membasahi bibirku dengan salivanya. Aku benar-benar dimanjakan olehnya. Meski bibirku masih tertutup rapat namun hal itu tidak menjamin aku tidak akan tergoda olehnya. Tanpa sadar, tanganku pun meremas payudara kirinya.
“Aaahhh… Taeng… Remas terus… Aahh…” desah jessica ditengah ciumannya. Mungkin desahannya terdengar hingga keluar kamar karena desahan itu terdengar seperti sebuah erangan. Kocokan tangannya semakin cepat hingga juniorku semakin tegak berdiri. Parahnya lagi, aku tidak bisa berpikir normal lagi. Aku sudah dibutakan oleh nafsuku yg semakin naik. Suara teriakan tiffany yg menyuruhku untuk tidak melakukannya seolah hilang, lenyap. Aku bahkan mulai membalas ciumannya. Bibirku terbuka membiarkan lidahnya memasuki mulutku. Lidahnya langsung berkaitan dengan lidahku. Hingga…
“Taeng… Please… Jangan lakukan itu…” teriak tiffany. Bisa kudengar dengan jelas suaranya begitu bergetar karna menangis. Teriakannya seolah menyadarkanku dengan siapa aku bercumbu. Aku pun langsung mendorong tubuh jessica dan bangkit dari ranjang. Dia menatapku dingin.
“Kenapa kau menghentikannya?? Apa kau tidak menyukainya??” tanyanya dingin.
“A-aku hanya tidak ingin melakukannya dengan yeojachingu sahabatku” kataku berusaha menyadarkannya. Dia bangkit dari ranjangku. Tatapannya berubah tajam ke arahku.
“Kenapa kau masih menganggap yuri sebagai sahabatmu, huh?!!” tanyanya penuh amarah. Bisa kulihat emosi begitu terpancar di matanya.
“Kau tahu, dia itu sudah meniduri istrimu!! Kenapa kau masih menganggapnya sahabat?!!” bisa kulihat bagaimana amarah dalam dirinya.
“Ne. Aku tahu” kataku tenang membalas ucapannya yg penuh amarah. Ku lihat dia terkejut dengan sikapku yg tenang.
“A-apa kau tidak ingin membalas mereka??!! Mereka pantas untuk dibalas!!” teriaknya. Aku menggeleng dan tersenyum.
“Buat apa?? Mereka melakukannya karna kisah masa lalu mereka” kataku.
“Tiffany jadi yeoja malam karna dia butuh uang untuk pengobatan seohyun. Sedangkan yuri?? Kau pasti tahu alasan dia mengapa meniduri yeoja malam” aku mendekati jessica dan memegang kedua bahunya. Ku tatap matanya dalam.
“Aku tahu bagaimana rasa sakitmu itu. Kita sama-sama memiliki pasangan yg ditiduri semua orang” kataku.
“Tapi ini benar-benar menyakitkan taeng, aku seperti…”
“Jantungmu seperti dihujam puluhan pisau. Kau seperti dihempaskan ke jurang yg penuh dengan ribuan jarum dan dicabik-cabik oleh puluhan singa yg kelaparan??” kataku memotong ucapannya. Dia tidak menjawab. Ku lihat dia hanya menunduk.
“Jess, aku tahu kau marah, tapi jangan mencoba untuk membalas mereka. Karena hal itu hanya akan menambah masalah dalam kehidupan kita” kataku. Bisa kulihat air matanya mengalir di pipinya. Aku memeluk tubuhnya. Ku usap punggungnya untuk menenangkannya.
“Kita lalui ini bersama. Kau tahu, melihat orang yg kita cintai bahagia lebih menyenangkan daripada membuatnya menangis” kataku sambil terus mengusap punggungnya. Dia terus menangis dalam pelukanku. Beberapa saat kemudian, tangisnya mulai reda.
“Mianhae… Jeongmal mianhae…” lirihnya. Tatapannya sendu membuatku kasihan dengannya.
“Gwenchana… Ini bukan salahmu” ucapku. “Lebih baik kita keluar. Kau gak mau kan mendengar teriakan tiffany terus-terusan??” dia mengangguk dan mengusap air matanya. Dengan segera aku menuntunnya menuju pintu keluar.

**Normal pov**

Tiffany terus menggedor pintu. Matanya sembab, wajahnya berantakan karena tangisannya.
“Jessie… Mianhae… Aku gak bermaksud melakukan itu dengan yuri…” erang tiffany. Tiffany duduk bersimpuh didepan kamar itu.
“Kumohon… Jangan lakukan itu dengan taeng…” erangnya putus asa. Dia terus menggedor pintu kamar itu berharap pintu itu akan roboh oleh ketukannya. Hingga tak berapa lama terdengar pintu itu dibuka. Tiffany langsung beranjak dari duduknya. Dengan mata yg masih mengalir, dia langsung menarik taeyeon yg merangkul jessica.
“Taetae… Kau gak apa-apa kan?? Kau gak melakukannya dengan dia kan??” tanya tiffany bertubi-tubi pada taeyeon. Terlihat jelas kekhawatiran di wajahnya yg sembab. Dia memeluk taeyeon dengan erat seolah takut jessica akan menarik taeyeon lagi. Taeyeon hanya tersenyum.
“Jangan ganggu dia!! Dia hanya untukku!! JUST FOR ME!!” erang tiffany dengan air mata yg mengaliri pipinya. Jessica hanya menunduk.
“Sudahlah ppany… Dia hanya khilaf” kata taeyeon menenangkan istrinya.
“Ta-tapi dia…”
“Sstt… Dia gak melakukannya. Kita hanya berbicara selama di dalam” kata taeyeon meletakkan telunjuknya di bibir tiffany. Tiffany menatap taeyeon tidak percaya karena dia jelas-jelas mendengar suara erangan jessica. Tiffany menoleh ke jessica yg menunduk.
“Mi-mianhae tiff… A-aku gak bermaksud untuk melakukannya. Aku hanya shock melihat fotomu dengan yuri” lirih jessica. Tiffany mendekati jessica.
“Harusnya aku yg minta maaf padamu bukan kamu” kata tiffany menghampiri jessica dan memeluknya. Dia merangkul jessica yg menangis dan membimbingnya duduk di sofa.
“Tiff… Mianhae… A-aku sudah melakukan hal yg salah” kata jessica sambil menitikkan airmata.
“Sstt… Sudahlah, ini bukan salahmu” kata tiffany mengelus punggung jessica untuk menenangkannya. “Kau jangan menangis lagi”
“Ta-tapi aku takut yuri akan…”
“Dia gak akan pergi meninggalkanmu. Aku tahu bagaimana dia” kata taeyeon memotong ucapan jessica.
“Kau tahu, dia selalu bercerita padaku tentang perasaannya padamu. Dia melakukan hal itu karena menurut dia, kau yg menyuruhnya jika dia merindukanmu. Meski aku gak ngerti”
“Dia juga sering memanggil namamu saat dia mabuk” tambah tiffany.
“Benarkah??” tanya jessica. Taeyeon mengangguk.
“Tiff, taeng, gomawo… Kalian sudah mau memaafkanku” kata jessica beranjak dari duduknya.
“Kau mau kemana??” tanya tiffany.
“Aku mau pulang dulu” kata jessica.
“Mari ku antar sampai ke depan” kata taeyeon.
“Gak perlu, kau temani saja tiffany” kata jessica.
“Gwenchana jess. Aku juga mau mengantarmu” kata tiffany. Mereka pun akhirnya menuju ke pintu depan.
“Taeng, aku pamit dulu. Mian atas kesalahanku tadi” kata jessica.
“Gwenchana jess, ini bukan salahmu” kata taeyeon.
“Tiff, aku pulang dulu” pamit jessica. Dia memeluk tubuh sahabatnya.
“Jaga taeyeon baik-baik…” kata jessica tepat di telinga tiffany.
“Tentu jess…” kata tiffany sambil tersenyun dan membalas pelukan jessica.
“Karena aku akan membuatnya mencintaiku dan membuatmu merasakan kesakitan melebihi apa yg kurasakan” bisik jessica dengan seringaian kecil di bibirnya. Senyum tiffany langsung memudar. Pelukannya langsung melonggar. Jessica pun melepas pelukannya dan pergi dari rumah taeny meninggalkan tiffany yg terdiam tak percaya dengan apa yg sahabatnya ucapkan.

*********

“Ada apa kau mencariku, huh?? Kau pasti punya hal yg ingin kau katakan padaku hingga datang kesini” tanya donghae.
“Kau?!! Kenapa kau memberikan foto itu pada sica?!!” marah yuri.
“Wae?? Itu kan punyaku?? Gak salah kan, kalo aku memberikannya pada orang lain??”
“Tapi itu…”
“Wae?? Apa kau takut jessica meninggalkanmu??” yuri tidak menjawab dia hanya menatap tajam donghae.
“Sudahlah, kau jangan ganggu jessica lagi. Kau tahu, dia pasti sekarang sudah pergi dari sini meninggalkanmu. Kau hanya akan menambah bebannya, apalagi setelah dia melihat foto itu, kau akan dicampakkan seperti tissue toilet” kata donghae merendahkan yuri.
“Dia gak akan pernah meninggalkan aku meski kau memberinya foto-foto itu!!” dengus yuri.
“Oh ya?? Kau tahu, aku masih punya cara untuk membuat jessica pergi darimu” kata donghae tersenyum sinis.
“Jessica gak akan meninggalkanku bagaimanapun caranya!!”
“Ehmm… Kalo begitu…” donghae berpikir sejenak. Dia memasukkan tangannya ke dalam sakunya dan mengambil sesuatu. “Bagaimana kalau aku membuatmu menjauhinya??” kata donghae menyeringai sambil mengarahkan sebuah pistol ke arah kepala yuri.
“Ka-kau mau menembakku??” tanya yuri dengan suara bergetar. Dia terkejut dengan apa yg ada di depannya kini.
“Kau pikir aku akan membiarkan kau terus hidup?? Tidak akan. Semakin cepat kau mati, semakin cepat aku bisa memiliki jessica.” kata donghae. Yuri diam. Perasaan takut mulai merasuki dirinya. “Kenapa diam?? Apa kau takut??” cibir donghae. Yuri tidak menjawab. Dia tahu ucapan donghae emang tepat mengenai dirinya.
“Baiklah, ku beri kau pilihan. Kau jauhi jessica dan membiarkan dia bersamaku, atau mati” kata donghae.
“Lebih baik aku mati daripada harus melihat sica denganmu!!” kata yuri tegas, namun masih terdengar nada ketakutan di dalamnya.
“Baiklah jika itu maumu” donghae tersenyum sinis.
“Satu…”

“Dua…”

“Tiga…”

Duarrr….

Donghae berhasil melepas tembakan namun sayang tembakannya meleset disamping kiri yuri dan menembus tanah. Yuri terdiam ketakutan. Badannya bergetar hebat. Telinga kirinya masih berdengung akibat lesatan peluru tadi.
“Ciih… Meleset…” kata donghae dengan tenangnya. Dia maju ke arah yuri selangkah dan mengarahkan kembali pistolnya.
“Dengan begini, tembakanku gak akan meleset” kata donghae dingin. Yuri menelan ludahnya.
“Kau punya kata terakhir untuk diucapkan??” tanya donghae. Yuri tidak menjawab.
“Ku beri kau tiga detik untuk mengucapkannya”
“Tiga…”

“Jangan…”

“Dua…”

“Sentuh…”

“Satu…”

“Jess…”

“Kau terlambat”

TBC~

Akhirnya selesai juga. Gak nyangka ceritanya bakal semakin amburadul. Maka dari itu holy mau minta maaf kalo holyaddict bingung ama ceritanya.
Buat para holyaddict yg udah mau komen aku ucapin gomawo. Jujur, aku begitu senang, bahagia dan terharu atas komen kalian. Buat para holysiders, holy cuma bisa mengucapkan terima kasih, setidaknya kalian udah mau baca karyaku.
Cukup itu aja ucapan dariku, kim holy anak terbyun dari pasangan taeny.
Gomawo~

She Is My Everything (Chapter 17)

Main Cast: SNSD
Other Cast: cari sendiri.
Genre : Romance, Gaje
Type : Gender – Bender
Rated : Tentuin Sendiri
Length : Chaptered

“Ppany-ah…” panggil taeyeon sambil mengetuk pintu kamar mandi.
“Mwo??!” tanya tiffany dari dalam kamar mandi.
“Cepetan mandinya, aku mau buang air kecil nih?!!” kata taeyeon sambil memegangi selangkangannya.
“Tunggu sebentar, aku lagi keramas nih…” teriak tiffany.
5 menit telah berlalu namun tidak ada tanda-tanda dari tiffany keluar dari kamar mandi.
“Aiisshh… Ppany… Cepetan mandinya!!” teriak taeyeon.
“Sabar dikit donk!! Aku kan lagi mandi!!”
“Tapi kau didalam kamar mandi sudah terlalu lama, ppany!!” gemes taeyeon.
“Namanya juga wanita, maklum kalo mandinya lama!!”
“Tapi kan… Aiisshh… Aku masuk aja ya??” tanya taeyeon.
“Andwae!! Entar kamu malah memperkosaku!!”
“Aku gak mungkin memperkosamu, ppany-ah~. Lagian kan kita sudah nikah jadi gak apa-apa donk ngelakuinnya??!!”
“Pokoknya gak mau!!” teriak tiffany.
“Terus aku harus gimana ppany-ah~?? Ijinkan aku masuk. Udah bener-bener gak tahan nih??!! Please…” taeyeon terus menggedor pintu kamar mandi hingga membuat tiffany benar-benar jengah.
“Ne, tapi kau jangan macam-macam denganku ya??!” kata tiffany memberi syarat.
“Ne ne… Jadi cepat bukain pintunya!!” kata taeyeon sambil terus menggedor pintu.
“Buka aja sendiri, gak dikunci kok…” kata tiffany santai.
“Ja-jadi selama ini pintunya… Aaisshh… Tauk ah…” kata taeyeon sebal dan langsung masuk ke kamar mandi. Taeyeon langsung buang air kecil. Saat taeyeon selesai, dia melihat tiffany sedang berendam di jacuzzi sambil meniup busa sabunnya. Pemandangan yg membuat taeyeon menelan ludahnya. Tubuh tiffany yg tertutup oleh busa sabun, memberikan kesan sexy pada tiffany.
“Mwo??” kata tiffany membuyarkan lamunan taeyeon.
“Engh?? Emm… A-anu… Aku boleh…”
“Gak boleh!!” tegas tiffany memotong ucapan taeyeon.
“Sebentar saja ya ppany??”
“Pokoknya gak mau!!”
“Megang aja??”
“Andwae!!”
“Dikiiitt… Aja,?? Please…” mohon taeyeon. Tiffany langsung beranjak dari jacuzzinya. Dengan tubuh yg hanya ditutupi sedikit busa, tiffany mendekati taeyeon dengan tatapan seduktifnya.
“Kau mau??” bisik tiffany di telinga taeyeon. Taeyeon mengangguk. Tiffany tersenyum dan…
Braakk… Bruukk… Pletaakk… Pletuukk… Jedaaarr… Jedooorr…
“Udah ku bilang aku gak mau melakukannya!!” kata tiffany menendang taeyeon dari dalam kamar mandi hingga keluar. Tiffany pun langsung menutup pintu kamar mandi dan menguncinya. Sedangkan taeyeon hanya merutuki nasibnya sambil mengelus pinggangnya yg ditendang tiffany.
“Appaa…” panggil seohyun pada taeyeon yg mengelusi pinggangnya yg baru saja ditendang istrinya.
“Ada apa seobaby??” tanya taeyeon.
“Appa, mana minumannya?? Katanya yoona udah haus tuh?? Kan gak baik kalo ada tamu gak disuguhin makanan atau minuman??” tanya seohyun bertubi-tubi.
“Ne ne… Hyunnie tunggu di ruang tamu aja ya?? Temani yoona dulu, appa mau buatin minuman dulu buat yoona” kata taeyeon tersenyum sambil mengacak-acak rambut seohyun.
“Gomawo appa” kata seohyun mencium pipi taeyeon singkat dan langsung berlari ke ruang tamu menemani yoona. Taeyeon pun segera pergi ke dapur untuk membuatkan minuman.

*********

Jessica duduk di ruang tengah rumahnya dengan sebuah amplop di tangannya. Dia begitu penasaran dengan isi amplop tsb.

**Jessica pov**

Aku bingung dengan dengan sikap donghae hari ini. Dia memberikan amplop dan mengucapkan selamat padaku. Maksudnya apa?? Dia gak mungkin melepasku begitu saja mengingat dulu dia begitu mengejarku meski aku bersikap dingin padanya. Ini benar-benar aneh.
“Ok jessica, ini pasti sesuatu yg buruk, yg bisa membuatmu mengurungkan niatmu untuk bersama yuri” kataku menyemangati diriku sendiri.
“Apakah ini…” aku langsung teringat bagaimana aku menyuruh yuri meniduri yeoja malam.
“I-ini pasti…” suaraku bergetar mengingat apa yg yuri lakukan saat aku meninggalkannya.
Perlahan aku membuka amplop tsb dan mengambil isinya. Benar seperti dugaanku, isinya beberapa lembar kertas foto. Pikiranku langsung kosong dan di isi oleh emosi yg memuncak saat ku lihat foto yuri bersama yeoja malam. Ingin ku hajar yeoja malam itu saat ku lihat betapa mesranya dia memeluk yuri hingga aku teringat ucapanku dulu.
“I-ini semua salahku karna ucapanku dulu hingga membuatnya seperti ini” sesalku. Ku lanjutkan melihat lembar demi lembar foto itu dengan emosi yg kini mulai tertahan hingga akhirnya aku shock dengan foto terakhir.
“I-ini tidak mungkin…” ucapku dengan suara bergetar. Foto terakhir ini benar-benar membuat jantungku bagai dihujam jutaan pisau. Tubuhku serasa dihempaskan ke dalam jurang dengan dasarnya yg dipenuhi ribuan jarum dan paku serta dicabik-cabik oleh ratusan singa yg kelaparan. Tubuhku terasa lemas saat mengetahui kenyataan bahwa yuri meniduri sahabatku sendiri, tiffany. Tanpa terasa foto itu terlepas dari genggamanku hingga terjatuh ke lantai. Bersamaan dengan itu, airmataku ikut mengalir melewati pipi dan daguku dan menetes ke lantai. Aku benar-benar terpukul dengan semua ini.
“Aku harus menemui mereka. Harus!!” geramku.

**Normal pov**

Yuri terduduk di kursi rodanya. Pikirannya menerawang. Dia memikirkan foto dia dan tiffany.
“Ini semua salahku…” lirih yuri. Dia menghela nafas panjang. Tanpa ia sadari setetes air mata mengalir dari pelupuk matanya.
Braaakkk…
Seseorang mendobrak pintu rumah yuri. Dengan tatapan dinginnya dia mendekati yuri yg terkejut dengan kedatangannya.
“Si-sica…” kata yuri terbata-bata pada orang yg menghampirinya yg ternyata adalah jessica.
“Kau jangan memanggilku dengan nama itu lagi” kata jessica dingin.
“Ta-tapi kenapa??”
“Kau masih tanya kenapa?? Apa dengan ini kau masih ingin bertanya kenapa?!!” bentak jessica sambil melemparkan foto yuri bersama tiffany. Yuri terkejut melihatnya. Dia tidak sanggup berkata apa-apa lagi.
“Kenapa diam, huh??!! Kau sudah ingat ya??!!”
“A-aku bisa jelaskan semuanya sica” kata yuri dengan suara bergetar.
“Kau mau menjelaskan apa?? Kau mau menjelaskan cara bercintamu dengan tiffany??” cibir jessica. “Yah, kuakui, tubuh tiffany memang sexy hingga kau tergoda oleh yeoja murahan itu”
“Sica cukup!! Jaga ucapanmu!!” teriak yuri.
“Oh, jadi sekarang kau membela dia?? Terserah kau, aku gak peduli!!”
“Kau bukan jessica yg dulu aku kenal lagi” kata yuri menatap tajam jessica.
“Yah, aku memang bukan jessica yg dulu dibohongi dengan mudahnya oleh kalian berdua”
“Tapi itu semua terjadi karna aku tidak tahu!!” teriak yuri.
“Tapi mengapa kau harus menyembunyikannya dariku?!! Kau tahu bagaimana rasa sakitku ini saat tahu kau pernah meniduri sahabatku sendiri??!! Apalagi aku mengetahuinya dari orang yg ku benci!!” mata jessica memerah menahan airmatanya agar tidak jatuh dihadapan yuri.
“Justru karena aku mengerti dan tahu rasa sakit yg akan kau rasakan saat kau mengetahuinya nanti jadi kami memutuskan untuk menyembunyikan hal ini!!” kata yuri lembut namun jessica langsung menatapnya tajam.
“Kau tidak akan pernah bisa mengerti sampai kau tahu rasanya jadi diriku!!” kata jessica dingin dan bergegas meninggalkan yuri.
“Sica!! Tunggu dulu!!” teriak yuri namun tidak digubris oleh jessica.

*********

“Ahjussiii…!!! Makanannya mana??!!” teriak yoona pada taeyeon.
“Hei yoong, kau tadi udah aku kasih 10 bungkus snack!!” kata taeyeon mengingatkan.
“Tapi aku masih lapar…” kata yoona merengek.
“Kau sebenarnya kesini untuk main dengan hyunnie atau makan sih??!!”
“Aku mau main dengan hyunnie lah, tapikan kalo perut lapar, aku jadi malas main”
“Kalo gak mau main, cepat pulang sana, entar di cari eomma mu lho??!”
“Aku males pulang kalo aku lapar!!”
“Kau ini…” gemas taeyeon. “Kalo gak ada seohyun, udah ku tendang jauh kau dari sini!!” kesal taeyeon dalam hati.
“Appa, biar hyunnie aja yg ngambilin makanan buat yoona” kata seohyun pada taeyeon.
“Ta-tapi kan…” belum sempat taeyeon menyelesaikan kata-katanya, seohyun sudah berlari ke dapur.
“Waah… Hyunnie emang paling ngerti aku. Dia cocok banget jadi istriku” kata yoona memuji
Pleetakkk…
“Kau masih kecil!! Gak boleh mikirin itu!!” kata taeyeon menjitak kepala yoona.
“Aauuwwhh… Appoyo~” ringis yoona mengelus kepalanya.
Saat taeyeon dan yoona berantem, datanglah tiffany menghampiri mereka.
“Kalian berisik sekali, emang ada apa sih??” tanya tiffany.
“Eh, eommanya seohyun. Gak ada apa-apa kok tante. Cuma ahjussi aja yg iseng” kata yoona
“Kau ini benar-benar… Aisshh… Tauk ah…” kata taeyeon gemas.
“Oh iya, mana hyunnie??” tanya tiffany.
“Di dapur ngambil makanan” kata taeyeon.
“Owh biar aku ke dapur dulu bantu hyunnie” kata tiffany namun dicegah oleh taeyeon.
“Biar aku aja yg membantunya” kata taeyeon dan beranjak pergi ke dapur.
Beberapa saat kemudian seohyun datang dengan makanan ditangannya.
“Hyunnie, appa mana??” tanya tiffany saat dia tidak melihat taeyeon bersama seohyun.
“Tadi appa ke kamar mandi” kata seohyun.
“Oh iya, tante aku ajak hyunnie dulu ke rumah sakit ya?? Kan hari ini jadwal therapy hyunnie??” kata yoona.
“Ne. Nanti dijalan hati-hati ya??” kata tiffany
“Ne eomma. Hyunnie berangkat dulu” kata seohyun pamit dan mengecup pipi eommanya. Sedangkan yoona sibuk memasukkan makanan ke dalam tasnya.
Seohyun dan yoona pun berangkat menuju rumah sakit. Saat tiffany menutup pintunya dan pergi ke ruang tengah, seseorang mengetuk pintu rumahnya. Tiffany pun langsung membuka pintunya. Begitu pintu terbuka, tiffany melihat tatapan dingin dari orang itu yg tidak lain adalah jessica.
“Ada apa jessie?? Tumben kesini??” tanya tiffany ramah.
“Mana suamimu??” tanya jessica dingin dan masuk ke dalam rumah tiffany.
“Kau mencariku??” tanya taeyeon dengan wajah polosnya yg baru saja keluar dari kamar mandi. Jessica menyeringai. Dia langsung mendekati taeyeon dan menariknya.
“Jess, ada apa sebenarnya??” tanya taeyeon tidak mengerti waktu tangannya ditarik jessica.
“Jessie ada apa sebenarnya??” tanya tiffany karna merasa sesuatu yg buruk akan terjadi. Jessica hanya menoleh dan melempar foto tiffany dan yuri ke arah tiffany. Tiffany langsung mengambil foto itu dan terkejut.
“I-ini…” tiffany tidak percaya dengan yg dilihatnya. Tiffany langsung mengalihkan pandangannya ke jessica yg kini mulai menarik taeyeon masuk ke kamarnya. Tiffany langsung berlari mengejar jessica namun sayang pintu itu langsung ditutup dan dikunci dari dalam oleh jessica.
“Jessie, buka pintunya!! Biar ku jelaskan semuanya!!” teriak tiffany dari luar kamar namun tidak digubris oleh jessica yg kini hanya berdua dengan taeyeon dalam kamar.
“Jess, ada apa sebenarnya ini?? Kenapa kau menarikku kesini?? Dan mengapa kau tidak membiarkan tiffany masuk??” tanya taeyeon bertubi-tubi.
“Tenang saja, aku hanya ingin melakukan apa yg istrimu lakukan pada yuri” kata jessica dengan seringaian lebar yg membuat taeyeon benar-benar terkejut.

TBC~

Akhirnya selesai juga. Awalnya aku gak ingin update hari ini soalnya tadi holy download opmin gagal terus. Tapi sehabis isya, downloadnya malah sukses dan akhirnya update juga meski melenceng kemana-mana 😀
Udah dulu ya, holy udah ngantuk pengen tidur. Buat holyaddict yg suka komen di epep holy, holy ucapin gomawo, dan buat holysiders yg cuma suka baca tanpa ninggalin jejak, holy ucapin thanks.
Kurasa cukup cuap-cuap dari kim holy anak ter byun dari pasangan taeny.
Gomawo~
Saranghae all~