Fairly Odd Parents (Chapter 5)

Main cast : SNSD
Other cast : Cari Sendiri
Genre : Romance, Gaje
Type : Yuri
Rated : Tentuin sendiri
Length : Chaptered

Peri yuri yg tengah berubah menjadi boneka keroro terperangah dengan pemandangan di depannya. Seohyun yg hanya memakai pakaian dalam tengah berdiri di hadapan yuri. Berkali-kali yuri menelan ludahnya melihat punggung putih seohyun yg terawat.
Drrttt… Drrttt…
Handphone seohyun yg berada di dekat yuri bergetar sebuah pesan masuk.
“Aahhh…. Handphone seohyun bergetar, berarti sebentar lagi dia berbalik dan menghadap kesini dong??” pikir yuri.
“Berarti aku akan lihat tubuh bagian depan seohyun dong??”
Mata yuri sudah tidak berkedip. Dia tidak ingin melewatkan waktu sedetikpun untuk mengintip seohyun. Seohyun pun berbalik dan…
Triiing…
Sebuah selimut menutupi tubuh yuri.
“Aiisshh… Siapa sih yg menjatuhkan selimut ini?? Aku kan gak bisa lihat badan seohyun kalo tertutup selimut seperti ini??”
Yuri pun berusaha membuka selimut yg menutupi tubuhnya dan…
“Omo… Kenapa pemandangannya berubah seperti ini?? Kenapa ada dua makhluk gak jelas di hadapanku sekarang??” celetuk yuri begitu selimutnya dibuka.
Pletaakkk…
“Apa maksudmu gak jelas, huh??” tanya jessica begitu melempar tongkatnya ke kepala yuri.
“Auuwwhh… Appo…” ringis yuri sambil mengelus kepalanya yg terkena lemparan tongkat jessica.
“Makanya jangan ngomong sembarangan atau kau ku ubah jadi batu. Ngerti?!!” kata jessica.
“Ne… Ne… Aku ngerti” cemberut yuri. “Lagian aku kenapa harus balik ke sini sih?? Aku kan dirumah seohyun lagi asyik-asyiknya”
“Emang unnie, tadi lagi ngapain??” tanya yoona menghampiri yuri.
“Tadi aku lihat seohyun ganti…” yuri menghentikan ucapannya saat mendapat tatapan tajam dari jessica dan yoona “……… Lampu…” lanjut yuri sambil menggaruk belakang kepalanya dan tersenyum garing.
“Beneran??” tanya yoona menaikkan sebelah alisnya. Dia curiga dengan sikap yuri yg kikuk.
“Bener” kata yuri mengangguk berkali-kali.
“Lebih baik kita buktikan saja” kata jessica. Dia mengambil tongkat sihirnya dan…
Triiing…
“Mwo?!!” pekik yuri saat melihat sebuah palu besar berada di atas kepalanya. “Kenapa harus memakai palu itu lagi??” protes yuri.
“Sudah, jangan banyak protes. Sekarang jawab, kamu ngintip seohyun sedang ganti apa??” tanya jessica dengan tatapan tajamnya.
“Se-sedang ganti… Lampu…”
Buukkk…
Palu itu langsung menggebuk kepala yuri.
“Auuwwhh…” ringis yuri saat palu itu memukul kepala yuri.
“Kau bohong! Jawab yg jujur!!” kata jessica.
“Darimana unnie tahu kalo yuri berbohong??” tanya yoona.
“Palu itu palu kejujuran. Palu itu ku ciptakan khusus buat yuri. Kalo dia berbohong, palu itu akan langsung menggebuknya” kata jessica.
“Berarti yuri berbohong dong??” tanya yoona. Jessica mengangguk.
“Kalo yuri gak ngintip hyunnie yg ganti lampu, berarti yuri ngintip waktu…” yoona menghentikan ucapannya dan langsung melotot ke yuri.
“Yaa… Kau ngintip hyunnie ganti baju ya?!!” teriak yoona sambil menunjuk yuri.
“Mwo?! A-aku tidak…”
Buukkk…
“Aauuwhhh…” ringis yuri.
“Tuh kan, unnie bohong!! Huaaa… Hyunnie ku diintip yuri” rengek yoona.
“Ta-tapi aku cuma liat belakangnya doang” kata yuri membela diri.
“Berarti punggung ya??” tanya yoona. Yuri mengangguk.
“Tapi sama saja itu ngintip!! Huaaa… Sica eomma… Hukum byunyul sekarang juga…”
“Mwo??!! Byunyul??” pekik yuri.
“Dengan senang hati yoong” jessica tersenyum dan mengayunkan tongkat sihirnya.
“Tu-tunggu sica!!”
Triiing…
Gedebak… Gedebuk… Pletakkk… Pletokkk… Jedag… Jedug… Duarrr…

*********

Taeyeon tengah duduk sendiri. Dia memain-mainkan tongkat sihir di tangannya. Namun hal itu tidak mampu mengalihkan pikirannya yg menerawang.

[ Flashback ]

“Jadi kau yg bernama peri taeyeon??” tanya seorang peri pada taeyeon.
“Ne. Saya taeyeon. Ada apa ratu peri memanggil saya datang kesini??” tanya taeyeon pada peri tsb.
“Aku hanya ingin kau menjauhi jessica” kata peri tsb dingin
“Ta-tapi kenapa ratu??” tanya taeyeon.
“Karena dia sudah dijodohkan dengan peri yuri dari wilayah fairlytopia” kata peri tsb. Taeyeon terkejut.
“Apa maksud ratu, yuri itu peri yg berkulit agak gelap itu??”
“Ne. Kwon yuri, putri dari peri ratu fairytopia.
“Ta-tapi kenapa harus dengan yuri??”
“Karna dia yg terbaik untuk jessica” kata peri tsb.
“Terbaik?? Apa aku gak salah dengar?? Dia itu peri terbodoh di sekolah sihir”
“Jaga omonganmu, taeyeon!! Dia itu putri, calon ratu di negeri fairlynesia ini” bentak peri tsb.
“Jadi mulai sekarang, jangan kau dekati jessica, atau kau ku kirimkan ke dunia manusia biar tidak bisa bertemu dengan keluargamu lagi!!” ancam peri tsb. Taeyeon terdiam. Dia gak menyangka yuri yg notabenenya peri yg selalu dikerjain olehnya dijodohkan dengan jessica, orang yg dicintainya.
“Apa kau mengerti taeyeon??”
“Ne, ratu peri. Aku mengerti” kata taeyeon getir dan pergi dari hadapan ratu

[ Flashback End ]

Triiing…
Tiffany muncul dan menghampiri taeyeon yg tengah duduk sendirian.
“Taetae, kau kenapa??” tanya tiffany sambil memeluk taeyeon dari belakang.
“………”
Taeyeon hanya diam.
“Taetae, kenapa kau diam?? Apa kau marah sama aku??” tanya tiffany dia menyandarkan kepalanya di punggung taeyeon. Taeyeon menggeleng.
“Kau tidak punya salah ama aku. Tapi aku yg punya salah padamu” kata taeyeon. Tiffany mengangkat kepalanya.
“Maksudmu apa taetae??” tanya tiffany bingung. Taeyeon melepas pelukan tiffany dan berbalik menghadap tiffany.
“Kau ingat saat aku bilang bahwa kau adalah pelarianku dan berkata kalo aku akan mencoba mencintaimu??” tanya taeyeon. Tiffany mengangguk.
“Wae??”
“Sampai saat ini aku masih belum bisa mencintaimu” kata taeyeon pelan. Tiffany terkejut dengan ucapan taeyeon.
“Aku masih mencintainya. Aku masih belum bisa melupakannya” kata taeyeon. Dia tahu ucapannya akan menyakiti hati tiffany. Tapi inilah kenyataannya. Taeyeon masih mencintai jessica dan sulit melupakannya.
“Apa tidak ada rasa cinta untukku, meski itu sedikit??” tanya tiffany. Dia mencoba menahan segala rasa sakit yg diterimanya. Dia menyadari, akan ada kemungkinan kejadian ini terjadi. Ini adalah salah satu konsekuensi yg harus diterimanya saat dulu dia mencoba menyatakan cintanya dan rela dijadikan pelarian oleh taeyeon.
“………” taeyeon terdiam sebelum akhirnya dia menggeleng.
“Mianhae…” desis taeyeon.
Tiffany menggigit bibir bawahnya. Dia menggenggam erat tongkat sihirnya. Semua itu dilakukan agar tak ada air mata yg jatuh melewati pipinya. Namun gagal. Sekuat apapun dia mencoba, air mata itu tetap mengalir
“Jika kau mau, kita bisa membatalkan pernikahan kita dan mengakhiri tugas kita sebagai orang tua peri seohyun…”
“Dan memberi perpisahan terburuk pada seohyun??” kata tiffany memotong ucapan taeyeon. Taeyeon terdiam.
“Kau ingin seohyun mengenang kita sebagai orang tua peri yg gagal karna akhirnya berpisah??” tanya tiffany dengan suaranya yg mulai bergetar.
“Aku gak mau seperti itu!!” erang tiffany.
“Mianhae… Tapi aku gak ingin menyakitimu jika aku terus didekatku” kata taeyeon menunduk. Dia begitu takut melihat wajah tiffany yg terluka.
“Andwae!! Kita harus tetap bersama setidaknya hanya di depan seohyun. Kita selesaikan tugas kita mengasuh seohyun. Setelah itu kau boleh pergi dariku” kata tiffany. Taeyeon tak menjawab. Dia mengeluarkan tongkat sihirnya.
Triiing…
Taeyeon menghilang dari hadapan tiffany. Meninggalkan tiffany sendiri.
“Kenapa begitu sulit membuatmu berpaling padaku, taetae??” desah tiffany

[ Flashback ]

Taeyeon tengah menangis di sebuah taman di negeri fairlynesia. Dia menangisi keputusannya meninggalkan jessica. Tanpa ia sadari seorang peri terbang menghampirinya.
“Taetae…” panggil peri tsb. Taeyeon menoleh ke asal suara.
“Kau kenapa??” tanya peri tsb. Taeyeon tersenyum getir. Peri itu tahu, taeyeon tengah terluka. Peri itu langsung memeluk taeyeon.
“Jika kau punya masalah, ceritakan padaku” bisik peri itu lembut.
“Tiff, a-aku putus dengannya… Huaaa….” tangis taeyeon semakin menjadi dalam pelukan peri bernama tiffany tsb.
“Bagaimana bisa??” tanya tiffany.
“A-aku tidak di ijinkan bersamanya oleh ibunya… Huaaa…” erang taeyeon.
“Peri yg melarangmu itu benar-benar bodoh. Dia tidak tahu bahwa kau peri yg sempurna untuk anaknya” kata tiffany mencoba menghibur taeyeon.
“Aku sangat mencintainya tiff, tapi kenapa aku dilarang bersamanya??” erang taeyeon.
“Tidakkah dia tahu, aku begitu mencintai anaknya??”
“Kenapa dia memilih peri bodoh itu daripada aku untuk dijodohkan dengannya??”
“Tenanglah taetae, masih banyak peri yg mau menerimamu jadi kekasih” kata tiffany menghentikan erangan taeyeon.
“Tidak akan ada tiff, tak akan ada. Hanya dia yg mau menerimaku” lirih taeyeon.
“Kau ini bicara apa sih tae?? Di dunia ini masih ada yg menunggumu” kata tiffany. Taeyeon terdiam. Dia berpikir sejenak.
“Ahh…” kata taeyeon tiba-tiba. Dia melepas pelukan tiffany.
“Kenapa kau bicara seperti itu?? Jangan bilang kau menyukaiku dan sedang menungguku??” tanya taeyeon tak percaya.
“Wae, taetae??” tanya tiffany.
“Tidak tiff, tidak. Aku gak bisa” kata taeyeon.
“Tapi kenapa taetae??”
“Karna aku masih mencintai dia!! Bukan kau!!”
“Tapi kau tidak boleh bersamanya!!”
“Meski kau bilang begitu, aku tidak akan bisa mencintaimu!! Kau terpengaruh cerita-cerita norak ya?? Dimana pemainnya patah hati dan sahabatnya menyatakan cintanya dan pemainnya menerimanya??”
“Aku tidak terpengaruh oleh cerita seperti itu!! Aku hanya menunggu waktu yg tepat untuk mengungkapkan rasa cintaku ini!!” teriak tiffany.
“Dan kau pikir saat aku seperti ini, waktu yg tepat untuk menyatakan cintamu?!!” bentak taeyeon.
Tiffany terdiam. Dia menundukkan kepalanya. Hatinya langsung hancur oleh ucapan taeyeon.
“Kau bodoh!! Benar-benar bodoh” kata taeyeon dan pun mengeluarkan tongkat sihirnya. Dia hendak menghilang dari hadapan tiffany, namu diurungkannya saat mendengar tangisan pelan tiffany.
“Kau tidak mengerti rasanya jadi aku” desis tiffany. Taeyeon menoleh ke tiffany.
“Tidakkah kau tahu, aku menunggu begitu lama untuk mengungkapkannya padamu?? Tidakkah kau tahu, rasa sakit yg ku pendam selama ini saat kau menceritakan tentang kau dan dia?? Dan tidakkah kau tahu, sikapmu barusan telah menyakitiku!!” bentak tiffany dengan air mata mengalir. Taeyeon tersentak.
“Kau tahu, saat kau bercerita tentangnya, tiap malam aku menangis. Aku merutuki nasibku. Apa kurangku hingga tidak bisa membuatmu jatuh cinta padaku!! Aku lelah dengan semua ini taetae!!” lirih tiffany.
“Aku mohon, cobalah terima aku, aku yakin akan mengisi kekosongan dihatimu” mohon tiffany. Taeyeon masih terdiam.
“kau boleh menganggapku sebagai pelarian cintamu, aku gak peduli. Asal kan kau tetap disampingku sebagai kekasih”
“Apa kau yakin dengan ucapanmu itu??” tanya taeyeon. Tiffany mengangguk.
“Baiklah, aku akan menerimamu sebagai kekasihku” kata taeyeon tersenyum tipis. Tiffany langsung memeluknya.
“Gomawo taetae, gomawo…” kata tiffany dengan air mata yg masih mengalir.
“Aku tidak tahu masa depanku, jadi ku terima kau dengan segala sakit hatiku” kata taeyeon dalam hati.
“Selama bersamaku, akan ku buat kau melupakannya. Akan ku buat kau menjadi milikku” batin tiffany

[ Flashback End ]

“Sebenarnya, apa yg kau rasakan saat bersamaku selama ini??” desah tiffany.
Lamunan tiffany berhenti saat bintang pada ujung tongkatnya bersinar pertanda seohyun membutuhkannya.
“Hyunnie membutuhkanku. Aku harus segera menemuinya” kata tiffany. Dia menghapus jejak-jejak air mata di pipinya. Begitu selesai dia mengayunkan tongkat sihirnya
Triiing…
Tiffany muncul di belakang seohyun.
“Ada apa hyunnie?? Kamu butuh bantuanku?? Engh… Kau mau kemana??” tanya tiffany saat melihat seohyun merapikan gaunnya.
“Unnie aku diajak yonghwa oppa ke pesta ulang tahun saudaranya” kata seohyun.
“Waahh… Secara tidak langsung, yonghwa mengajakmu kencan. Cie… Cie… Yang mau kencan ama yonghwa” goda tiffany.
“Apaan sih unnie… Jangan menggodaku?!!” kata seohyun dengan wajah memerah.
“Apa aku sudah cantik??” tanya seohyun. Tiffany melihat penampilan seohyun yg memakai gaun terusan berwarna ungu. Seohyun benar-benar cantik apalagi dengan make up yg begitu natural.
“Cantik sih, tapi ada yg kurang” kata tiffany menilai penampilan seohyun.
“Apa yg kurang unnie??” tanya seohyun. Tiffany mengayunkan tongkat sihirnya
Triiing…
Di kepala seohyun langsung terpasang bando berbentuk mahkota.
“Nah, sekarang tuan putri seohyun sudah siap pergi kencan bersama pangeran yonghwa” kata tiffany sambil tersenyum.
“Aahh… Unnie bisa aja” kata seohyun tersipu.

Ting… tong… Ting… Tong…

Seseorang memencet bel pintu rumah seohyun.
“Ahh… Mungkin itu yonghwa. Cepat samperin” kata tiffany. Seohyun mengangguk.
“Ne unnie” kata seohyun dan bergegas membukakan pintu.
“Selamat malam seohyun” kata yonghwa sambil tersenyum ketika pintu dibuka.
“Malam oppa” kata seohyun tersenyum.
“Aku bawakan ini untukmu” kata yonghwa memberikan sebuket bunga.
“Waahh… Gomawo oppa” kata seohyun. “Oppa gak perlu memberikan ini padaku, kan kita mau ke pesta”
“Gwenchana seo, anggap saja itu hadiah dariku karna kamu mau menemaniku ke pesta saudaraku” kata yonghwa. “Apa kau sudah siap??”
“Ne oppa. Aku siap” kata seohyun.
“Kalo gitu ayo kita berangkat” kata yonghwa.

*********

Yoona tengah berjalan menuju rumah seohyun. Dia ditemani oleh kedua perinya, yuri dan jessica.
“Yoong, kenapa aku harus ikut??” rengek jessica. Dia enggan untuk ikut ke rumah seohyun karna mau tak mau dia akan bertemu dengan taeyeon. Dia merindukan taeyeon, tapi dia terlalu sakit melihat taeyeon bersama peri lain.
“Unnie, katanya kalian orang tua periku dan mengabulkan semua permintaanku?? Jadi aku minta unnie menemaniku ke rumah seohyun” kata yoona.
“Kenapa kau meminta kami berdua yoong??” tanya yuri.
“Gak apa-apa. Aku kan pengen nyatuin kalian berdua. Apalagi nanti aku butuh dan minta sesuatu” kata yoona.
“Tapi kau tidak akan meminta yg aneh-aneh kan??” tanya yuri. Dia tidak ingin dirinya disuruh berubah lagi.
“Ne. Aku gak meminta yg aneh-aneh kok” kata yoona.
“Dimana rumahnya yoong??” tanya jessica.
“Tuh, rumah berpagar biru itu rumah seohyun” kata yoona menunjuk sebuah rumah di depannya.
“Tapi kayaknya dia bakal keluar deh” kata jessica.
“Bener, seohyun akan keluar dengan namja itu” kata yuri sambil menunjukkannya pada yoona. Yoona mencoba melihatnya. Dia terkejut.
“I-itukan yonghwa?!!” pekik yoona.
“Wae yoong??” tanya jessica.
“Unnie, aku minta seohyun membenci yonghwa!!” kata yoona tiba-tiba.
“Baiklah yoong” kata yuri dia mengayunkan tongkatnya dan…
Triiing… Jreet…
Tongkat yuri bengkok sebelum akhirnya lurus kembali.
“Wae??” tanya yoona.
“Permintaanmu tak terkabul” kata yuri.
“Wae??” tanya yoona lagi.
Triiing…
“Menurut buku peraturan peri, kita tidak boleh mengabulkan permintaan yg membuat hati orang lain sedih” kata jessica mengeluarkan buku perinya.
“Terus bagaimana??” tanya yoona.
“Bagaimana apanya??” tanya yuri polos.
“Bagaimana cara biar hyunnie tidak jadi keluar bareng yonghwa!!” gemas yoona.
“Gak ada” kata jessica.
“Gak ada??” pekik yoona. Jessica mengangguk.
“Ta-tapi kan…”
“Yoong, dengar. Kami gak bisa mengabulkan permintaan yg membuat orang lain menjadi badmood” kata jessica menjelaskan.
“Jadi, aku harus bagaimana??” tanya yoona.
“Tunggu sampai besok” kata jessica.
“Tapi kan… Iishh… Ya sudahlah kalo gitu” cemberut yoona.
“Kalo begitu, aku ingin pulang aja” kata yoona akhirnya.
“Dengan senang hati yoong” kata yuri. Dia mengayunkan tongkat sihirnya dan…
Triiing…

TBC~

Please, Don’t Hate Me (Chapter 20)

Main cast : SNSD
Other cast : Cari Sendiri
Genre : Romance, Gaje
Type : Yuri
Rated : Tentuin sendiri
Length : Chaptered

Taeyeon terbangun dari tidurnya. Dia menoleh ke samping dimana seorang yeoja sedang tertidur membelakanginya. Dia tersenyum mengingat apa yg baru saja dialaminya.

[ Flashback ]

Taeyeon merebahkan tiffany di kasurnya. Dia langsung berbaring disamping tiffany.
“Tae, apa kau masih mencintaiku??” tanya tiffany. Terlihat jelas kekhawatiran dalam dirinya dari sorot matanya.
“Kenapa kau masih menanyakannya?? Aku kan sudah bilang, aku akan selalu mencintaimu” kata taeyeon sambil tersenyum.
“Janji ya??” tiffany menunjukkan kelingkingnya. Taeyeon yg mengerti maksud tiffany, langsung mengaitkan kelingkingnya ke kelingking tiffany. Dia tersenyum.
“Aku janji, sampai mati aku akan tetap mencintai hwang miyoung ku. Kalo aku mengingkari, maka hidupku akan terus menderita. Bahkan mati pun, jasadku tidak diterima oleh bumi” kata taeyeon serius. Tiffany tersenyum.
“Kau tidak perlu berjanji dengan resiko seperti itu taetae…”
“Biar kamu percaya padaku. Aku gak pernah mencoba untuk pergi meninggalkanmu” kata taeyeon menggenggam tangan tiffany.
“Aku selalu percaya padamu taeyeon. Kau akan selalu mencintaiku” kata tiffany tersenyum dan memeluk taeyeon.
“Saranghae…” bisik tiffany.
“Nado saranghae” bisik taeyeon. Dia mengecup lembut kening tiffany. Tiffany memejamkan kedua matanya. Dia merasakan kecupan hangat taeyeon. Kecupan taeyeon turun ke mata indah tiffany. Dan semakin turun ke hidung tiffany. Kecupan taeyeon terhenti saat dia menemukan bibir tiffany. Taeyeon mengingat sesuatu.
“Kenapa berhenti??” tanya tiffany bingung.
“Aku teringat saat kita pertama berciuman dulu” kata taeyeon.
“Ne…” tiffany menghela nafas.
“Kau memaksa merebut ciumanku” kata tiffany cemberut saat mengingat hal itu terjadi. Taeyeon terkikih.
“Mianhae, tapi itu juga salahmu, kenapa kau mengajakku menginap?? Seandainya kau tidak mengajakku, pasti semua itu tidak akan terjadi”
“Tapi kan… Emmphhh…” ucapan tiffany saat bibirnya dicium oleh taeyeon.
“Aku tidak akan melakukannya lagi. Aku janji” bisik taeyeon. Tiffany mengangguk. Taeyeon kembali mendaratkan ciumannya di bibir tiffany. Dia melumatnya lembut. Tiffany mengalungkan tangannya di leher taeyeon dan menariknya agar taeyeon semakin memperdalam ciumannya. Sementara tangan tangan taeyeon sudah memeluk pinggang tiffany. Mereka berciuman begitu ganas. Mereka saling mengulum dan melumat bibir pasangannya.
“Emmpphh…” desah tiffany tertahan saat lidah taeyeon menyusup ke dalam mulutnya. Lidah mereka saling bertautan satu sama lain. Tak jarang mereka saling bertukar saliva.
Taeyeon menurunkan ciumannya ke leher tiffany. Dia menenggelamkan kepalanya di leher jenjang orang dicintainya itu. Dia mengecup, mencium, menjilat bahkan menghisap leher tiffany seolah ingin meninggalkan tanda cinta dirinya pada leher kekasihnya itu.
“Aahh…. Tae… Jangan disitu” desah tiffany dengan mata terpejam karna dilanda birahi. Dia mencoba mendorong taeyeon namun taeyeon malah semakin menenggelamkan kepalanya di leher tiffany. Akhirnya tiffany pasrah. Dia membiarkan taeyeon menjelajahi lehernya. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh taeyeon, dengan segera tangannya mulai melucuti seragam tiffany. Semua itu dilakukan sambil menjelajahi leher tiffany. Begitu seragam tiffany terlepas, tangan taeyeon mulai menjalar di punggung tiffany mencari pengait bra tiffany. Begitu ketemu, dia langsung melepasnya. Kini tubuh bagian atas tiffany tidak tertutup sehelai benangpun.
Taeyeon menurunkan ciumannya. Kini ciuman taeyeon mendarat di dua bukit indah milik tiffany.
“Aahhh… Tae… Tae…” desah tiffany saat dia merasakan lidah taeyeon menari-nari di puting kanannya. Taeyeon terus mengulum puting tiffany. Sementara tangannya mulai meremas payudara tiffany.
“Ohh…. Emmpphh…” lenguh tiffany. Tangannya bergerak melepas baju yg dipakai taeyeon. Mereka berdua saling melepas pakaian pasangannya masing-masing. Entah sejak kapan, mereka sudah benar-benar telanjang.
Taeyeon kembali menciumi payudara tiffany. Lidahnya membuat lingkaran kecil di daerah puting tiffany yg membuat tiffany menggelinjang.
“Uuhh… Tae…” lenguh tiffany. Dia benar-benar terbuai oleh perlakuan taeyeon. Sementara taeyeon hanya menyeringai saat mendengar tiffany mendesah. Taeyeon menurunkan tangannya menuju selangkangan tiffany.
“Basah??” pikir taeyeon. Dia melihat ke bawah. Ternyata selangkangan tiffany sudah basah. Taeyeon menatap tiffany.
“Kau sudah basah?? Apa kau menginginkannya??” bisik taeyeon lembut.
“Ne, dan kau harus bertanggung jawab” kata tiffany dengan suara seraknya. Dia langsung menarik taeyeon dan menciumnya. Taeyeon pun membalas ciuman tiffany. Tangannya mulai mengelus vagina tiffany yg sudah basah.
“Emmphh…” desah tiffany tertahan oleh ciuman taeyeon. Jemari taeyeon mulai menggesek bibir vagina tiffany. Dia memainkan jemarinya di pintu kenikmatan tiffany.
“Uuhh… Tae…” erang tiffany. Dia menggerakkan pinggulnya agar jari taeyeon bisa masuk ke vaginanya. Namun taeyeon malah makin menjauhkannya.
“Tae… Jangan menggodaku…” kata tiffany dengan mata terpejam menahan nikmat.
“Biarlah seperti ini ppany, aku akan mengambilnya saat kita menikah nanti” bisik taeyeon. Dia mulai membuka bibir vagina tiffany. Dia mencari clit tiffany.
“Aahhh…” lenguh tiffany saat jemari taeyeon menyentuh clitnya. Taeyeon menggesek lembut jarinya di clit tiffany yg membuat tiffany benar-benar tak kuasa menahan gairahnya. Tubuhnya menggeliat.
“Aaahh… Tae… Lebih cepat…” erang tiffany. Taeyeon mengerti. Dia pun mempercepat gesekan jemarinya di clit tiffany.
“Ahh… Yes… Seperti itu…” erang tiffany. Taeyeon yg melihat tiffany menggeliat erotis, langsung mendaratkan mulutnya di payudara tiffany. Dia menghisap payudara tiffany.
“Aaahh… Tae…” desah tiffany. Taeyeon terus menghisap payudara tiffany seperti bayi yg kehausan. Dia melakukannya silih berganti. Dari payudara kanan ke payudara kiri.
Tak berapa lama kemudian, badan tiffany mulai menegang.
“Tae… A-aku…” tiffany tak mampu melanjutkan kata-katanya. Dia merasa ada sesuatu yg ingin mendesak keluar dari dalam tubuhnya. Taeyeon yg tahu reaksi tiffany langsung menurunkan ciumannya. Dia memposisikan wajahnya di depan vagina tiffany.
“Aahh… Aaahh… Tae…” desah tiffany saat Taeyeon semakin mempercepat gesekan jemarinya.
“Tae… Aku akan…” belum sempat tiffany menyelesaikan ucapannya, cairannya sudah keluar membasahi jemari taeyeon. Tubuh tiffany bergetar merasakan orgasme pertamanya. Nafasnya memburu.Taeyeon langsung menjilati vagina tiffany. Dia mencoba membersihkan cairan cinta tiffany. Tiffany memutar tubuhnya hingga posisinya kini selangkangan taeyeon tepat diatas wajah tiffany seperti posisi 69. Tiffany menarik pinggul taeyeon. Dia langsung mencium vagina taeyeon. Dia menjilati bibir vagina taeyeon.
“Aahh…” desah taeyeon disela-sela aktivitasnya membersihkan vagina tiffany. Dia merasakan lidah tiffany menyentuh bibir vaginanya. Taeyeon mencoba menikmati perlakuan tiffany. Dia mulai mencium vagina tiffany kembali.
Sementara tiffany, mulai membuka bibir vagina taeyeon dengan kedua tangannya. Dia menciumnya, dan memasukkan lidahnya ke vagina taeyeon.
“Ppany-ah…” desah taeyeon. Dia memegang erat kedua paha tiffany.
Melihat reaksi taeyeon, tiffany semakin gencar memainkan lidahnya dalam vagina taeyeon. Lidahnya berputar, dan menyapu dinding vagina taeyeon. Lidah tiffany mencari clit taeyeon.
“Uughh…” lenguh taeyeon saat lidah tiffany menyentuh clitnya. Taeyeon merasa dibawa terbang ke langit ketujuh. Dia begitu menikmati perlakuan tiffany. Tiba-tiba tiffany menghentikan kegiatannya. Taeyeon mendesah. Dia melihat ke arah tiffany. Dia membelalakkan matanya melihat tiffany yg ternyata akan memasukkan jarinya ke dalam vaginanya.
Jleb…
“Emmppphhh…” pekik taeyeon tertahan saat jari tengah tiffany masuk ke dalam vaginanya. Tiffany begitu terkejut saat sebercak cairan merah mengalir di jarinya.
“Taetae, kau masih…” tiffany tidak menyangka kalo selama ini taeyeon masih menjaga kesuciannya. Taeyeon hanya mengangguk. Matanya terpejam. Nafasnya memburu. Tiffany merasa bersalah karna telah merenggut kesucian taeyeon. Dia semakin merasa bersalah mengingat taeyeon yg tidak ingin merenggut kesuciannya sebelum mereka menikah. Dia ingin mencabut jarinya, namun ditahan oleh taeyeon.
“Ppany, jangan kau gerakkan jarimu dulu. Tunggu aku sampai terbiasa” ucap taeyeon dengan suara serak. Dia merasakan perih bercampur nikmat di selangkangannya. Akhirnya tiffany hanya bisa diam. Dalam posisi 69 seperti ini, tiffany tahu, kalo posisi taeyeon kurang nyaman mengingat taeyeon harus menopang tubuhnya dengan kedua tangan dan lututnya.
“Taetae…”
“Sekarang cobalah” kata taeyeon pelan. Tiffany pun memundurkan jarinya pelan dan kembali memajukannya. Dia melakukannya berulang.
“Emph…” taeyeon menggigit bibir bawahnya. Dia berusaha menahan desahannya.
Tiffany semakin mempercepat gerakan jarinya. Kini gerakan jari tiffany terlihat seperti mengocok vagina taeyeon yg membuat taeyeon semakin berusaha menahan erangannya.
“Ehm… Ehm…” desah taeyeon dengan bibir yg tertutup.
“Mendesahlah taetae…” bisik tiffany.
“Aaahhh… Aaahhh…” desah taeyeon akhirnya. Dia kini tidak peduli suaranya akan terdengar hingga keluar atau tidak. Yang dia pikirkan sekarang adalah bagaimana mencapai puncak kenikmatan bersama tiffany.
Taeyeon mendaratkan bibirnya dengan bibir vagina tiffany. Dia memasukkan lidahnya mencari clit tiffany. Dia memainkan lidahnya pada clit tiffany. Kini mereka punya kegiatan yg berbeda namun tujuan yg sama. Taeyeon memainkan vagina tiffany dengan mulutnya, sementara tiffany memainkan vagina taeyeon dengan jarinya. Namun tujuan mereka sama. Yakni, memuaskan pasangannya.
Tak berapa lama, tubuh mereka berdua menegang.
“Pany-ah…” desah taeyeon.
“A-aku… Sudah… Gak kuat…” kata taeyeon terbata. Wajahnya sudah memerah.
“Aku… Juga… Taetae…” desah tiffany.
“Tae… Aku…”
“Aku juga… Miyoung-ah….” lenguh mereka berdua saat mencapai orgasme bersamaan. Tubuh mereka berdua bergetar hebat karna gelombang orgasme. Taeyeon langsung berbalik menghadap tiffany. Dia mengecup singkat bibir tiffany.
“Saranghae… Miyoung-ah…” bisik taeyeon.
“Nado saranghae taetae…” balas tiffany. Mereka pun akhirnya tertidur dalam posisi berpelukan.

[ Flashback End ]

Taeyeon segera mendekat ke arah tiffany yg tidur membelakanginya. Taeyeon memeluknya dari belakang. Merasakan hangatnya tubuh kekasihnya itu.
“Miyoung-ah… Bangun…” bisik taeyeon. Telapak tangannya mengusap lengan tiffany lembut.
“Engh… Taetae… Aku masih ngantuk… Biarkan aku tidur” erang tiffany.
“Aniyo, Ayo makan malam dulu. Setelah itu baru kau boleh kembali tidur” bisik taeyeon. Tubuh tiffany menggeliat. Dia memutar tubuhnya menghadap taeyeon. Dia menatap taeyeon yg sedang tersenyum menatapnya.
“Apa kau capek??” tanya taeyeon. Tiffany mengangguk sambil tersenyum. Taeyeon membelai rambut tiffany.
“Maaf mengganggu tidurmu” kata taeyeon.
“Gwenchana taetae… Lagian aku lebih senang melihat mu di dunia ini daripada didunia mimpi” kata tiffany.
“Taetae…”
“Ne??”
“Mianhae…”
“Kenapa kau meminta maaf padaku??” bingung taeyeon.
“Karena aku, kau tidak lagi…”
“Gwenchana miyoung-ah… Aku senang kok, karna kau yg telah merenggutnya” kata taeyeon sambil tersenyum
“Apa kau lapar??” tanya taeyeon. Tiffany mengangguk.
“Aku sangat lapar”
“Kalo gitu cepatlah mandi, biar ku buatkan makanan” kata taeyeon dan beranjak dari kasurnya. Tiffany hanya menatap kagum pada taeyeon. Dia tersenyum melihat punggung putih taeyeon sebelum turun dari kasurnya. Taeyeon segera memungut pakaiannya dan memakainya.
“Cepatlah mandi, ku tunggu kau di meja makan” kata taeyeon dan keluar dari kamarnya. Begitu taeyeon keluar, tiffany pun segera beranjak dari kasurnya dan menuju kamar mandi.

*********

Jessica tengah duduk dikasurnya. Di depannya berserakan foto-foto taeyeon bersamanya. Dia tersenyum miris mengingat saat dia berfoto bersama taeyeon. Dimana dia selalu memaksa taeyeon agar mau foto bersamanya. Bahkan seringkali dia harus memohon pada taeyeon.
Jessica mengambil selembar foto. Terlihat jelas bagaimana ekspresi dingin taeyeon saat bersamanya.
“Harusnya aku menyadarinya dari dulu…” kata jessica lirih memandang foto tsb.
Drrtt… Drrtt…
Handphone jessica bergetar. Sebuah pesan masuk.

From : Brownie Yuri

Malam sica baby, sekarang kau sedang apa?? Pasti lagi mikirin aku ya??

Jessica tersenyum membaca pesan yuri. Dia pun membalas pesan yuri.

To : Brownie Yuri

Aniyo, aku tidak memikirkanmu. Tapi aku memikirkan taeyeon. Apa kau cemburu??

Jessica menekan tombol send pada handphone nya dan pesan pun terkirim.
“Kenapa aku malah membalas pesan yuri seperti itu?? Apa pesanku akan menyinggung perasaan yuri??” pikir jessica.
“Lebih baik aku mengirim pesan lagi untuknya” batin jessica. Dia pun mengetik di handphone nya. Baru satu kata dia mengetik, handphone nya sudah bergetar. Sebuah pesan masuk.

From : Brownie Yuri

Ne, aku cemburu. Tapi aku gak akan menyalahkanmu. Ini adalah salahku karna masih belum bisa membuatmu berpaling dari taeyeon.

Jessica merasa bersalah begitu membaca pesan yuri. Dia tahu yuri pasti tersinggung, namun yuri tidak ingin memarahi jessica.
Dengan perasaan bersalah, jessica pun membalas pesan yuri.

To : Brownie Yuri

Yul, Mianhae…
Tadi aku hanya bercanda. Aku hanya ingin tahu reaksimu kalo aku menyebut namanya. Tapi kini aku bahagia, karena kamu cemburu. Bagiku kecemburuanmu itu karena kau begitu mencintaiku. Saranghae kwon seobang, dari ice princess mu, sica baby

Jessica menekan tombol send dan pesan pun terkirim. Tak berapa lama kemudian ada pesan masuk dari yuri

From : Brownie Yuri.

Nado saranghae sica baby
Chu~

Jessica tak membalas pesan yuri lagi. Dia menaruh handphone nya dan mengambil foto-foto taeyeon. Dia mengumpulkannya dan membawanya ke halaman depan rumahnya.
“Taeng, aku harap kau bahagia dengan tiffany” gumam jessica. Dia mengambil korek api dan mulai membakar semua foto-fotonya dengan taeyeon. Dia menatap foto-foto yg terbakar dengan mata berkaca-kaca. Begitu semua sudah berubah menjadi abu, jessica masuk ke rumahnya.
“Yul, mulai sekarang hanya kau yg akan aku jaga. Tidak akan ku biarkan kau berpaling pada orang lain” batin jessica.

*********

Tiffany melangkah menuju meja makan. Dia melihat taeyeon tengah menyiapkan makan malam.
“Apakah sudah selesai??” tanya tiffany pada taeyeon. Taeyeon menoleh dan tersenyum.
“Begitulah. Cepatlah duduk, kita makan bersama malam ini” kata taeyeon. Tiffany pun menurut. Dia langsung duduk di kursi yg telah disediakan.
“Seohyun mana??” tanya tiffany karena sedari tadi tidak melihat seohyun.
“Itu…” kata taeyeon menunjuk orang yg tengah membawa minuman.
“Ada apa unnie??” tanya seohyun tidak mengerti.
“Bukan apa-apa hyunnie. Cepatlah duduk, dan kita mulai makan malamnya” kata taeyeon. Seohyun pun duduk disampi taeyeon. Mereka duduk saling berhadapan.
Setelah berdoa, mereka pun mulai melahap makanannya.
“Miyoung, kau kenapa??” tanya taeyeon begitu melihat tiffany tak menyentuh makanannya.
“Taetae, a-aku…” tiffany menunduk. Wajahnya memerah.
“Wae??” tanya taeyeon tidak mengerti. Seohyun yg melihat ekspresi tiffany tersenyum tipis. Dia menyenggol lengan taeyeon.
“Mwo??” tanya taeyeon.
“Fany unnie kayaknya minta disuapin tapi malu ngungkapinnya” bisik seohyun. Taeyeon mengangguk dan mendekatkan kursinya dengan tiffany.
“Ayo buka mulutmu. Aaa…” kata taeyeon menyodorkan sesendok nasi. Tiffany mengangkat kepalanya. Wajahnya memerah.
“Kau ingin ku suapi kan?? Jadi ayo buka mulutmu” kata taeyeon. Tiffany mengangguk dan membuka mulutnya. Taeyeon pun menyuapi tiffany.
“Emm… Emm… Enak…” kata tiffany sambil mengunyah makanannya.
“Gomawo. Ini masakanku lho” kata taeyeon.
“Iyakah?? Waahhh… Aku gak nyangka. Sering-sering buatkan aku makanan ya??” pinta tiffany.
“Anything for you, miyoung-ah” kata taeyeon dan kembali menyuapi tiffany.
Sementara itu, seohyun…
“Uuhh… Setelah melihat mereka bercumbu, sekarang aku malah menjadi saksi kemesraan mereka” rutuk seohyun dalam hati.
“Yoong, aku ingin kita seperti taeng unnie dan fany unnie” batin seohyun.

*********

Taeyeon dan tiffany tengah berjalan menuju kelasnya. Taeyeon membantu tiffany yg masih berjalan menggunakan tongkatnya.
“Tae, apa kau tidak minder punya pacar seperti aku??” tanya tiffany. Dia merasa gak enak melihat taeyeon yg membantunya berjalan.
“Gwenchana. Bagiku kau tetaplah orang yg sempurna bagiku” kata taeyeon.
“Tapi kan…”
“Sstt… Sudahlah, jangan bahas hal itu lagi. Aku kan sudah berjanji akan selalu mencintaimu dan aku tidak akan mengingkari janjiku itu” kata taeyeon.
“Kalo begitu ayo kita ke kelas” ajak taeyeon dan menggandeng lengan tiffany

** Someone pov **

“Tiffany, gadis cacat sepertimu tidak pantas bersama taeyeon. Akan ku buat kau pergi dari taeyeon secepatnya”

TBC~

Telat lagi, telat lagi…
Mian, baru update sekarang. Holy bener-bener sibuk. Tiga hari holy pulang malam hingga gak ada waktu buat mikirin nih ff. Ku harap holyaddict suka dengan chapter ini meski holy ngerasa aneh pada bagian taeny (nc). Holy bukan yeoja, jadi holy sulit bayangin gimana adegan YuRi. Dan hal itu membuat holy kapok bikin nc 😀
Cukup itu saja yg holy ingin ucapkan. Salam terakhir salam byun dari kim holy anak terbyun dari pasangan taeny
Gomawo~

Fairly Odd Parents (Chapter 4)

Main cast : SNSD
Other cast : Cari Sendiri
Genre : Romance, Gaje
Type : Yuri
Rated : Tentuin sendiri
Length : Chaptered

Yuri masih berada di dalam tas seohyun. Dia merasa semakin pengap apalagi harus berhimpitan dengan buku-buku dan alat tulis seohyun.
“Kalo begini terus, bisa-bisa aku mati karna udara panas ini” kata yuri sambil mengusap keningnya yg berkeringat.
“Ahh, lebih baik aku tunggu pelajaran dimulai. Nanti pasti yeoja ini bakal konsentrasi ke pelajarannya. Dan aku akan keluar dari sini” pikir yuri.

*********

Pelajaran telah dimulai. Seohyun terus memperhatikan apa yg di terangkan oleh songsaenim. Sementara yoona yg duduk di samping seohyun, terus memperhatikan wajah seohyun.
“Hyunnie, kenapa wajahmu semakin cantik??” batin yoona kagum.
Triing…
Pletaakkk…
“Aauuwwhhh…” ringis yoona saat kepalanya kejatuhan pensil ungu. Seohyun pun menoleh.
“Wae unnie??” tanya seohyun saat yoona meringis.
“Kepalaku kejatuhan pensil ini. Kurasa ada yg melemparnya.” kata yoona sambil menunjukkan pensil ungu tadi.
“Siapa yg melemparnya??”
“Entahlah, biarkan saja. Awas aja kalo sampai ketahuan. Akan ku tabok dia” kesal yoona.
“Ya udahlah unnie, kita perhatikan lagi songsaenim” kata seohyun dan kembali memperhatikan songsaenim.
“Psstt… Yoong… Yoong…” bisik seseorang. Yoona mencari asal suara tsb. Dia menengok kanan kiri namun dia tidak menemukannya.
“Yoong, aku didepanmu!!” bisik suara tsb. Yoona menoleh ke depan. Tepatnya menunduk ke mejanya. Dia melihat pensil ungu tadi berbicara. Yoona membelalakkan mata.
“Astaga!!” pekik yoona dalam hati.
“Hei, jangan kaget gitu!! Ini aku, yuri peri terseksi di dunia peri” bisik yuri.
“Ternyata unnie, ada apa??” tanya yoona berbisik.
“Kenapa kau memberikanku pada yeoja itu??” tanya yuri sambil melirik ke seohyun.
“Maksudmu hyunnie?? Emangnya gak boleh kalo aku memberikan unnie pada seohyun??” tanya yoona dengan wajah innocent nya.
“Ya jelas gak boleh lah!! Aku kan orang tua perimu!! Kalo aku diberikan ke yeoja itu, bagaimana aku bisa menjagamu?!!” kesal yuri.
“Kan sudah ada sica eomma” kata yoona.
“Mwo??!! Sejak kapan kau memanggil sica dengan sebutan eomma??” pekik yuri terkejut.
“Ehm… Sejak kalian bilang akan menjadi orang tua periku” kata yoona.
“Terus kenapa kau tidak manggil aku eomma juga??” protes yuri.
“Masa aku punya 2 eomma?? Sica kan sudah jadi eommaku?? Entar kalo aku manggil ‘eomma’ entar kalian pada menoleh dan datang padaku” kata yoona.
“Kalo gitu panggil aku appa” kata yuri.
“Unnie kan peri yeoja?? Kalo pengen dipanggil appa, pendekin tuh rambut, dan ratain tuh dada” kata yoona jahil. Yuri semakin gemas dengan yoona. Dia mengeluarkan tongkat sihirnya.
“Kau ini benar-benar…”
“Hyunnie, aku boleh pinjam buku matematikamu gak??” kata yoona saat yuri akan menyihirnya. Seohyun mengangguk dan segera meraih tasnya.
“Mwo?? Gawat dia akan seohyun akan membuka tasnya” panik yuri.
Triiing…
Yuri pun sudah berada di dalam tas seohyun dalam wujud boneka keroro. Seohyun yg tidak tahu, hanya mengambil buku matematikanya dan memberikannya pada yoona tanpa curiga. Sementara yoona tertawa senang dalam hati karna berhasil ngerjain yuri.
“Uhh… Untung saja tadi tepat waktu, kalo tidak, bisa-bisa seohyun curiga dan menceritakannya pada peri cebol itu” lega yuri. Meski begitu, yuri tidak menyadari bahwa sudah ada dua peri yg berubah menjadi ikat rambut yg sejak tadi mengawasi dia dan yoona.

*********

“Seperti dugaanku” gumam taeyeon begitu keluar dari kelas. Dia sejak tadi memandangi yoona.
“Kenapa taetae??” tanya tiffany.
“Anak itu punya orang tua peri juga” kata taeyeon.
“Memangnya kenapa?? Bukankah wajar?? Kita juga pernah ketemu dengan peri hyoyeon dan nicole waktu itu??” tanya tiffany tidak mengerti.
“Tapi peri yg mengasuhnya adalah…” taeyeon mengepalkan kedua tangannya. Hatinya begitu kesal.
“Peri itu siapa, tae??” tanya tiffany ingin tahu.
“Yuri” kata taeyeon. Terlihat jelas sorot mata yg penuh kemarahan saat taeyeon menyebut nama taeyeon.
“Dia siapa?? Kenapa kau begitu benci padanya??” tanya tiffany. Taeyeon menoleh ke tiffany. Dia begitu terkejut dengan pertanyaan tiffany.
“Darimana kau tahu kalo aku begitu membencinya??” tanya taeyeon.
“Dari matamu. Sorot matamu memancarkan kebencian yg sangat dalam pada sosok yuri” kata tiffany lembut. Taeyeon terdiam. Dia tidak bisa mengelak. Baik tiffany maupun dia, sudah memiliki ikatan batin yg begitu lekat. Hanya sekedar saling memandang, mereka bisa membaca apa yg dipikirkan pasangannya.
“Kenapa kau bisa membencinya??” tanya tiffany.
“Yuri adalah rivalku dulu waktu masih disekolah peri. Kami selalu bersaing dalam merubah wujud sesuatu. Bahkan kami tidak segan-segan saling merubah saat kami berhadapan” kata taeyeon dingin.
“Apa kau benci karena dia sering menang darimu??” tanya tiffany. Taeyeon menggeleng.
“Aku selalu mengalahkannya. Aku selalu membuatnya malu di akhir pertarungan sihir. Namun hanya satu hal yg tidak bisa ku menangkan dari dirinya” kata taeyeon. Tangannya mengepal erat.
“Satu hal?? Apa itu??”
“Satu hal yg tidak akan kau tahu dan tidak akan pernah tahu” desis taeyeon pelan.
“Satu hal itu adalah jessica” batin taeyeon. Sementara tiffany hanya bisa menahan rasa penasarannya karna melihat taeyeon yg suasana hatinya penuh amarah

*********

“Aku pulang…” kata yoona begitu masuk rumahnya. Dia melihat sooyoung tengah asyik menonton TV sambil ngemil.
“Ternyata kau sudah pulang. Gimana tadi di sekolah?? Sudah semakin dekat ama Hyunnie mu??” tanya sooyoung jahil.
“Ihh… Hanya aku yg boleh manggil seohyun dengan sebutan hyunnie!!” cemberut yoona dan berjalan menghampiri sooyoung.
“Kau tidak sekolah??” tanya yoona begitu duduk disamping sooyoung. Sooyoung menggeleng.
“Tadi sunny bunny sakit, jadi aku menjenguknya” kata sooyoung sambil melahap cemilannya.
“Sunny unnie sakit?? Dia sakit apa??” tanya yoona.
“Cuma kelelahan, kurang istirahat” kata sooyoung santai.
“Hanya kelelahan??” tanya yoona tak percaya. Sooyoung mengangguk.
“Sunny sakit hanya karena kelelahan, dan kau tidak sekolah hanya untuk menjaganya??!”
“Wae??” tanya sooyoung sok innocent.
“Kau bodoh atau apa sih?? Kau tidak sekolah hanya untuk menemani sunny?? Sunny tidak parah soo!! dia hanya kelelahan, hanya istirahat sebentar, dia pasti sembuh!!”
“Emang kenapa?? Gak boleh?? Aku kan khawatir, jadi aku menjaganya. Takut terjadi sesuatu padanya” kata sooyoung membela diri.
“Iisshh… Ya sudahlah terserah kamu. Aku mau ke kamar dulu” kata yoona dan langsung ke kamarnya.

*********

“Akhirnya, aku bisa istirahat juga” erang yoona dan membaringkan tubuhnya di kasur empuknya. Dia meregangkan tubuhnya dan menggeliat malas.
Triiing…
Seorang peri muncul. Dia terbang menghampiri yoona.
“Kau sudah pulang??” tanya peri itu. Yoona mengangguk.
“Dimana yuri??” tanyanya yg membuat yoona teringat sesuatu.
“Ahh… Aku lupa” kata yoona sambil menepuk jidatnya.
“Yuri unnie dibawa pulang seohyun” kata yoona innocent.
“Mwo??!! Kau memberikan yuri pada seohyun??” pekik jessica.
“Wae??”
“Dia itu orang tua perimu!! Kenapa kau memberikannya pada orang lain??!!”
“Emang kenapa??” tanya yoona dan duduk dikasurnya.
“Kalo dia kauberikan pada orang lain, bagaimana dia bisa menjagamu?!!” kesal jessica.
“Unnie kan bisa menjagaku?? Kenapa masih butuh yuri??”
“Yuri itu pasanganku. Dia dan aku harus merawatmu seperti anak kami!! Jika kami bisa melakukannya, maka kami bisa menikah!! Tapi kalo masih belum, pernikahan kami semakin lama!!”
“Mwo?? Kalian mau menikah??” tanya yoona tak percaya.
“Iya jadi cepat buat permintaan agar yuri kembali!!” bentak jessica.
“Ta-tapi kan, kalo aku meminta itu, entar seohyun gak punya boneka keroro??” bingung yoona.
“Babo!! Minta saja aku menukar yuri dengan boneka keroro dan mengembalikan yuri!!”
“Kenapa unnie gak melakukannya sendiri??”
“Aku gak mau karna itu melarang aturan karna yuri menjadi boneka karna permintaanmu!! Jadi sekarang cepat buat permintaan!!” bentak jessica yg membuat yoona takut.
“N-ne… A-aku minta yuri ditukar dengan boneka keroro dan yuri berada disini” kata yoona ketakutan.

*********

Seohyun masuk ke kamarnya. Dia menaruh boneka keroro yg tidak lain adalah yuri di kasurnya. Di dudukkannya boneka tsb. Seohyun pun mengambil pakaiannya. Dia hendak mengganti seragamnya. Berganti dengan pakaian yg sedikit lebih santai. Karna menurutnya tidak ada siapa-siapa lagi, seohyun pun mulai membuka seragamnya. Baru dua kancing seragam yg seohyun buka tiba-tiba…
Triiing…
Taeyeon dan tiffany muncul.
“Kyaaa…” pekik seohyun sambil menutup dadanya dengan kedua tangan yg menyilang. Taeyeon dan tiffany langsung kaget mendengar pekikan seohyun. Begitupun dengan yuri yg duduk tenang di kasur seohyun.
“Kenapa hyunnie??” tanya taeyeon.
“Kenapa unnie tiba-tiba muncul?? Aku kan mau ganti baju?? Mending unnie segera pergi dari kamarku!!” pekik seohyun.
“Aahh… Mian. Tadi kami gak tahu” kata tiffany. Dia mengambil tongkatnya dan…
Triiing…
Taeyeon dan tiffany pun pergi dari kamar seohyun.
“Hampir saja” lega seohyun. Dia pun melanjutkan mengganti seragamnya. Dia membuka seragam atasnya dan kini dia hanya memakai bra. Seohyun berdiri membelakangi yuri. Meski begitu dia bisa melihat dengan jelas tubuh belakang seohyun yg putih dan mulus.
“Omo!! Gak kusangka yeoja polos ini memiliki tubuh yg indah” kata yuri terperangah dengan tubuh seohyun.
“Ternyata ada untungnya juga yoona memintaku jadi keroro” batin yuri.
Seohyun mulai menurunkan pengait rok belakangnya. Begitu selesai, dia menurunkan roknya. Dan kini hanya bra dan celana dalam putih yg menutupi tubuh seohyun. Yuri menatap tubuh seohyun tanpa berkedip. Berulang kali dia menelan salivanya melihat paha putih seohyun.
“Ahh… Bagian belakangnya saja sudah menggoda seperti ini. Apalagi bagian depan” batin yuri.
“Ayo berbaliklah… Berbalik…” mohon yuri. Permohonan yuri tampaknya terkabul. Karna tak berapa lama setelah itu, handphone seohyun berbunyi. Handphone itu berada di dekat yuri.
“Kyaaa… Ada telepon. Pasti bentar lagi dia kesini” teriak yuri dalam hati kegirangan.
“Ada telepon, dari siapa ya??” pikir seohyun.
Tanpa seohyun sadari, ada seseorang yg telah menunggunya dengan mata yg terbuka lebar saat dia berbalik. Seohyun pun berbalik dan…
Triiing…

TBC~

Please, Don’t Hate Me (Chapter 19)

Main cast : SNSD
Other cast : Cari Sendiri
Genre : Romance, Gaje
Type : Yuri
Rated : Tentuin sendiri
Length : Chaptered

Jessica terduduk di kelasnya. Dia masih tidak percaya, sudah satu bulan taeyeon memutuskannya. Dan sejak saat itu dia tidak pernah lagi bertemu taeyeon.
“Pagi sica…” sapa yuri begitu masuk ke kelas.
“Pagi yul” kata jessica lesu.
“Kau kenapa??” tanya yuri dan duduk disebelah jessica.
“Seperti biasa yul, mimpi buruk” kata jessica berbohong. Yuri sebenarnya bukan tidak menyadari. Namun dia tidak ingin membuat jessica merasa tidak nyaman.
“Ini buatmu” kata yuri sambil memberikan sebuah kotak kecil. Jessica mengerutkan dahinya.
“Ini apa??” tanya jessica.
“Buka saja” kata yuri sambil tersenyum.
Dengan perlahan, jessica membuka kotak tsb. Dia begitu terkejut dengan isi kotak tsb.
“Omo!! Yul, i-ini untukku??” tanya jessica tak percaya.
“Ne. Wae?? Kau tidak suka??” tanya yuri.
“Cincin?? Kau memberikanku cincin??” tanya jessica. Ternyata kotak tsb berisi sebuah cincin emas dengan ukiran nama jessica.
“Iya cincin itu untukmu. Cincin itu ku beli make uang saku ku sendiri yg ku kumpulkan sejak dua bulan yg lalu” kata yuri.
“Ta-tapi kenapa??”
Yuri mengambil kotak tsb dari tangan jessica. Dia kemudian berlutut di hadapan jessica sambil menyodorkan kotak tsb.
“Sica, mau kah kau menerimaku sebagai kekasihmu??” kata yuri menatap dalam mata jessica sambil memasang cincin di jari manis jessica. Jessica membelalakkan matanya.
“Ta-tapi…”
“Aku tahu kau masih belum bisa melupakan taeyeon, aku tahu kau sedih karena memikirkan taeyeon, tapi ku mohon, ijinkan aku menjadi kekasihmu. Ijinkan aku menggantikan taeyeon, menghapus segala ingatanmu tentang taeyeon. Aku juga ikut sedih melihatmu tiap hari murung karna memikirkan taeyeon. Jadi ku mohon, terima aku” kata yuri. Mata jessica berkaca-kaca. Dia ingin sekali menerima yuri, namun hatinya masih terus memikirkan taeyeon. Dia begitu takut seandainya dia bersama yuri, dia akan memikirkan taeyeon dan membuat yuri sakit hati.
“A-aku…” jessica tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Dia menundukkan kepalanya. Dia begitu bingung mau menjawab apa.
“Baiklah kalo kau masih belum bisa menerimaku” kata yuri lesu. Dia pun bangkit dari posisinya dan duduk disamping jessica yg terdiam semenjak tadi.
“Sudahlah, jangan terlalu memikirkannya. Anggap saja aku tidak pernah mengatakannya” kata yuri. Jessica terdiam dan memandang ke jari manisnya yg sudah terselip cincin.
“Yul…” panggil jessica pelan. Yuri menoleh.
“Ada apa??” tanya yuri.
“A-aku…”
“Wae sica??”
“Ehm…. A-aku…”
“Ya??”
“A-aku mau…” wajah jessica memerah.
“Mau?? Mau apa??” tanya yuri bingung.
“A-aku mau jadi pacarmu” kata jessica sambil menundukkan kepalanya. Yuri membelalakkan matanya.
“MWO?!!! Kau serius??” pekik yuri. Jessica mengangguk.
“………”
“Kyaaaa… Akhirnya aku jadi pacar sooyeon!!!” teriak yuri sambil melempar tas nya ke atas.
“Gomawo sica, gomawo” kata yuri sambil memeluk jessica dan mengecup singkat kening jessica.
“Ciee… Tampaknya ada yg jadian nih??” kata seseorang begitu masuk ke kelas. Jessica dan yuri menoleh ke asal suara dan terkejut.
“Tiffany, kau sudah pulang dari rumah sakit??” tanya yuri tak percaya. Sementara jessica hanya terdiam. Sebuah perasaan aneh muncul dalam hatinya. Dia juga gak menyangka perasaan itu akan muncul saat melihat tiffany yg telah kembali.
“Iya yul. Baru kemarin aku pulang” kata tiffany sambil tersenyum.
“Apa kau sudah mendingan??” tanya yuri. Tiffany mengangguk.
“Begitulah yul, tapi aku masih harus memakai tongkat ini untuk berjalan”
“Kenapa kau tidak memakai kursi roda??” tanya yuri lagi ingin tahu.
“Aku gak suka make kursi roda. Aku gak betah duduk lama-lama” kata tiffany. Dia mengalihkan pandangannya ke jessica.
“Jessie, taeyeon kemana??” tanya tiffany.
“Aku gak tahu” kata jessica dingin.
“Dia sudah sebulan tidak masuk. Aku pun tidak tahu dimana dia” tambah yuri.
“Yaaahhh… Padahal aku udah bela-belain sekolah biar ketemu dia, tapi ternyata dia gak ada” sesal tiffany dan duduk di kursinya.
“Mungkin dia menunggumu dirumahnya” kata yuri yg membuat tiffany langsung dapat ide.
“Baiklah, nanti aku akan ke rumahnya” kata tiffany sambil tersenyum.

*********

Taeyeon sedang berada di depan laptopnya. Dia tengah sibuk dengan sesuatu hingga seseorang mengetuk pintu rumahnya.
“Siapa sih yg datang?? Apa dia tidak tahu aku sedang sibuk??” kesal taeyeon. Dia pun segera menuju pintu. Begitu pintu dibuka, taeyeon melihat seorang yeoja berambut pendek tersenyum ke arahnya.
“Hai chagi~” kata yeoja itu manja. Dia hendak memeluk taeyeon namun taeyeon menolaknya.
“Ada perlu apa kau kesini??” tanya taeyeon dingin.
“Gimana rambutku?? Cocok gak aku rambut pendek??”
“Kurasa” kata taeyeon singkat. “Sudah itu saja?? Kalo udah, cepatlah pulang, aku sibuk” kata taeyeon dingin.
“Yaahh… Kok gitu sih?? Aku kan kangen ama kamu. Kita sudah 1 bulan gak ketemu. Ajak aku jalan-jalan kek??” cemberut yeoja itu.
“Sunny, aku sibuk. Aku gak ada waktu. Jadi pulanglah” kata taeyeon dan segera menutup pintu.
“Menyebalkan” desah taeyeon dan berjalan menuju kamarnya.
Begitu sampai di kamarnya, taeyeon mendengar pintu rumahnya diketuk. Taeyeon mencoba mengacuhkannya. Semakin lama ketukan itu semakin keras hingga membuat taeyeon kesal.
“Tuh anak, gak bisa dibilangin ya kalo sibuk??” kesal taeyeon. Dia segera menuju pintu. Dia membuka pintunya.
“Ada apa sih sun…” ucapan taeyeon terhenti saat melihat seorang yeoja berdiri sambil tersenyum ke arahnya.
“Mi-miyoung??” kata taeyeon tak percaya. Dia mengucek kedua matanya berharap itu bukan halusinasinya.
“Taetae, ini aku, miyoung kecilmu” kata tiffany sambil tersenyum menunjukkan eyesmilenya.
“Kyaaa….” taeyeon langsung berteriak dan memeluk tiffany.
“Akhirnya, kau pulang juga. Aku sangat sangat sangat rindu denganmu” kata taeyeon sambil menangis dalam pelukan tiffany.
“Aku juga taetae, hidupku seperti di neraka saat tidak berada disampingmu” kata tiffany.
“Ayo masuk. Kau mau minum apa?? Apa kau sudah makan??” tanya taeyeon sambil menarik tiffany ke dalam rumahnya.
“Taetae, pelan-pelan… Aku kan sulit berjalan sepertimu” kata tiffany yg membuat taeyeon teringat akan kondisi tiffany yg lumpuh.
“Ah, mianhae…” kata taeyeon. Dia langsung menggandeng lengan tiffany dan membantunya berjalan.
“Gwenchana taetae” kata tiffany dan duduk di sofa ruang tengah taeyeon.
“Kau mau minum apa??” tanya taeyeon.
“Gak usah, kau disini saja” tiffany menarik taeyeon untuk duduk disampingnya. Taeyeon pun duduk disamping tiffany.
“Aku hanya ingin bersamamu. Jadi jangan kemana-mana” kata tiffany sambil menyandarkan kepalanya di bahu taeyeon.
“Ne. Aku akan tetap disini selama kau mau” kata taeyeon sambil mengusap lembut pipi tiffany.
“Gimana keadaanmu sekarang??” tanya taeyeon lembut.
“Sudah baikan. Tapi kata dokter, kakiku ini tidak bisa sembuh. Kaki kiriku lumpuh” kata tiffany pelan. Wajahnya murung.
“Mianhae… Karna aku, kau seperti ini” sesal taeyeon.
“Sudahlah taetae, jangan pikirkan hal itu terus” kata tiffany. Taeyeon menggenggam tangan tiffany.
“Aku janji. Aku akan selalu berada di sampingmu sampai maut memisahkan kita” kata taeyeon mencium kening tiffany cukup lama. Tiffany memejamkan matanya. Merasakan hangatnya kecupan taeyeon di keningnya.
Perlahan, ciuman taeyeon turun ke mata tiffany. Turun ke hidung dan berhenti di bibir tiffany. Taeyeon awalnya hanya mengecupnya saja. Membasahi bibir tiffany dengan lidahnya. Namun lama-lama, taeyeon mulai melumat bibir tiffany. Sebuah lumatan kecil. Tiffany pun membalas lumatan bibir taeyeon. Semakin lama, ciuman mereka semakin panas. Tiffany mengalungkan kedua tangannya di leher taeyeon untuk memperdalam ciumannya. Taeyeon mulai memasukkan lidahnya ke dalam mulut tiffany. Lidah taeyeon mengajak lidah tiffany bertautan. Tiffany pun ikut mulai memainkan lidahnya. Lidah mereka saling bertautan di dalam mulut tiffany atau pun mulut taeyeon.”Engghhh…” lenguh tiffany saat taeyeon menurunkan ciumannya ke leher jenjang tiffany. Taeyeon mengecup, melumat bahkan menghisap leher tiffany hingga meninggalkan bekas kissmark disana. Sementara tiffany, hanya bisa mencengkram belakang kepala taeyeon. Dia menarik kepala taeyeon untuk semakin menikmati lehernya. Saat mereka tengah menuntaskan kerinduan yg mereka pendam selama ini, tiba-tiba seseorang masuk ke rumah taeyeon.
“Aku pu…” ucapan orang itu terhenti saat melihat taeyeon mencumbu tiffany.
Tiffany yg mendengar suara langsung menoleh dan mendapati seohyun tengah melihat ke arah mereka dengan wajah yg memerah. Sontak tiffany pun mendorong tubuh taeyeon hingga terjatuh dari sofa.
“Aauuwwhh… Kenapa sih??” ringis taeyeon.
“A-ada seohyun” kata tiffany dengan wajah memerah. Taeyeon menoleh ke seohyun.
“Ternyata seohyun. Kirain siapa yg datang” kata taeyeon santai seperti tidak terjadi apa-apa. Sementara tiffany hanya membelalakkan matanya mendengar ucapan taeyeon.
“Mi-mianhae, kalo aku ganggu” kata seohyun dengan menundukkan kepalanya.
“Gwenchana. Cepatlah masuk dan makan. Aku gak mau kamu sakit” kata taeyeon. Seohyun mengangguk dan langsung masuk ke dalam.
Begitu seohyun masuk, tiffany menyenggol lengan taeyeon.
“Ada apa??” tanya taeyeon.
“Kau gak malu ya?? Kepergok adik sendiri sedang berbuat mesum??!!” kesal tiffany.
“Malu sih, tapi mau gimana lagi?? Kita udah ketahuan. Jadi terima saja” kata taeyeon
“Isshh… Kau ini” gemas tiffany sambil mencubit pinggul taeyeon.
“Jadi gimana??” tanya taeyeon.
“Gimana apanya??” tanya tiffany balik tidak mengerti.
“Kau gak mau pulang?? Aku takut ahjumma mencarimu” kata taeyeon sambil melirik jam dinding.
“Oh iya, hampir lupa” kata tiffany sambil menepuk jidatnya.
“Sebentar ya…” tiffany mengambil handphonenya. Dia menghubungi seseorang. Sementara taeyeon hanya memperhatikan wajah tiffany yg menurutnya semakin cantik.
“Appa” kata tiffany begitu teleponnya terhubung.
“Bagaimana?? Apa bisa??” tanya tiffany. Taeyeon penasaran dengan apa yg dibicarakan tiffany dengan appanya. Apalagi setelah melihat wajah tiffany semakin riang.
“Ah, jadi aku bisa dong??” tanya tiffany pada appanya.
“Gomawo appa, have fun disana” kata tiffany dan menutup teleponnya.
“Kau bicara apa sih tadi??” tanya taeyeon ingin tahu.
“Cuma bicara tentang rencanaku dan appaku” kata tiffany sambil tersenyum.
“Rencana apa??”
“Rencana pengalihan perhatian eomma. Appaku mengajak eomma pergi ke tempat nenekku agar aku bisa bersamamu” jelas tiffany. Taeyeon hanya mengangguk.
“Taetae, aku boleh gak menginap disini??” tanya tiffany.
“Kau?? Mau menginap??” tanya taeyeon tak percaya. Tiffany mengangguk.
“Tentu saja ppany-ah…”
“Kau mau tinggal disini pun aku mau” kata taeyeon sumringah dan memeluk tiffany.
“Gomawo taetae” kata tiffany membalas pelukan taeyeon.
“Tapi ada satu hal yg mengganjal pikiranku” kata taeyeon. Tiffany melepas pelukannya. Dia menatap bingung taeyeon.
“Apa yg mengganggu pikiranmu??”
“Bisakah kita melanjutkan kegiatan tadi??” tanya taeyeon dengan tatapan nakalnya.
“Menurutmu, waktu 1 hari apakah belum cukup??” tanya tiffany dan mengerling nakal ke taeyeon.
“Nappeun yeoja, hahaha…” tawa taeyeon dan menarik tiffany ke kamarnya.

TBC~

Fairly Odd Parents (Chapter 3)

Main cast : SNSD
Other cast : Cari Sendiri
Genre : Romance, Gaje
Type : Yuri
Rated : Tentuin sendiri
Length : Chaptered

Yuri dan jessica terkejut dengan apa yg mereka lihat. Mereka melihat sosok yg begitu mereka kenal. Yoona yg menyadari ekspresi terkejut yulsic, menatap bingung ke arah mereka.
“Unnie, kalian kenapa??” tanya yoona bingung.
“Engh?? Gwenchana” kata yuri.
“I-itu kan taeyeon?? Peri cebol yg selalu mengganggu ketenanganku dulu?? Apa dia mengasuh anak itu bersama peri disampingnya itu??” pikir yuri dalam hati.
“Terus, sica unnie kenapa??” tanya yoona melihat jessica yg masih terdiam dan terpaku. Yuri menoleh ke jessica. Dia melihat jessica masih menatap ke depan, ke arah taeyeon. Yuri dapat melihat jelas, sorot mata yg penuh kerinduan.
“Sica…” panggil yuri.
“Engh?? Ne??” kata jessica ketika tersadar dari lamunannya.
“Kau kenapa??” tanya yuri ketika menyadari mata jessica berkaca-kaca.
“Gwenchana” kata jessica singkat. “Yoong, kamu gak masuk ke kelas??” tanya jessica mengalihkan pembicaraan.
“Ahh, ne. Aku harus segera ke kelas. Unnie mau ikut??” tanya yoona.
“Emmh… Gak usah, aku tunggu dirumah aja” kata jessica. Dia mengeluarkan tongkat sihirnya dan…
Triiing…
Sosoknya pun menghilang. Kini hanya tinggal yoona dan yuri.
“Unnie mau ikut??” tanya yoona. Yuri berpikir sejenak. Dia ingin menemani jessica namun dia harus menjaga yoona karna itu adalah tugasnya.
“Baiklah, Aku ikut. Tapi aku harus merubah diriku”
Yuri mengambil tongkat sihirnya dan…
Triiing…
Yuri merubah dirinya menjadi sebuah boneka.
“Sekarang sudah siap. Ayo bawa aku” kata yuri yg sudah berubah menjadi sebuah boneka teddy bear berwarna ungu.
“Digendong??” tanya yoona.
“Tentu. Jadi cepat gendong aku” kata yuri. Yoona pun langsung menggendong yuri. Dia langsung menuju kelasnya.

*********

Peri Jessica yg telah merubah dirinya menjadi ikan, sedang termenung sendiri di akuarium. Kejadian tadi pagi masih terbayang dalam pikirannya.
“Taeng, ternyata benar apa yg kau katakan dulu saat kita berpisah” lirih jessica.

[ Flashback ]

“Jess, aku ingin hubungan kita berakhir” kata seorang peri kecil pada jessica.
“Tapi kenapa taeng?? Apa kau sudah tidak mencintaiku??” tanya jessica. Dia menggenggam erat tangan peri yg bernama taeyeon.
“………” taeyeon diam tidak menjawab. Dia menundukkan kepalanya.
“Taeng, jawab aku!! Apa kau sudah tidak mencintaiku lagi??” air mata jessica mulai mengalir. Dia gak menyangka taeyeon akan memutuskan hubungannya sebagai sepasang kekasih yg sudah terjalin bertahun-tahun.
“Taeng, jawab aku!!” kini jessica mulai membentak.
“Aku sudah mencintai peri lain…” kata taeyeon pelan. Dia begitu berat mengucapkannya. Lidahnya terlalu peluh. Namun hanya kata-kata itu yg mampu membuat jessica membenci dirinya dan menjauhinya.
Jessica tidak percaya dengan yg didengarnya.
“Kau bohong!! Kau masih mencintaiku!!”
“Aku tidak bohong. Aku sudah punya kekasih lain…”desis taeyeon dengan kepala yg masih menunduk.
“Kalo begitu, tatap aku!! Katakan padaku kalo kau tidak mencintaiku!!” kata jessica sambil mengguncang tubuh taeyeon.
Taeyeon gak sanggup mengangkat kepalanya. Menatap wajah jessica yg berlinang air mata jauh lebih menyakitkan daripada ditikam puluhan pisau. Namun lagi-lagi hal itu yg harus dia lakukan. Dengan perlahan, taeyeon mengangkat kepalanya. Dia menatap wajah jessica.
Deg…
Nafasnya tercekat. Terlihat jelas bagaimana sakitnya jessica. Sorot matanya memancarkan kesedihan, dan kekecewaan yg teramat sangat. Taeyeon berusaha menguatkan dirinya. Meski lidahnya sulit berkata, taeyeon memaksanya.
“Jessica, aku membencimu!! Aku tidak mencintaimu lagi!!”
Jessica tersentak. Dia begitu shock dengan bentakan taeyeon. Taeyeon segera mengeluarkan tongkat sihirnya, dia ingin segera pergi dari hadapan jessica. Namun jessica malah merebut tongkat sihirnya.
“Kau bohong!! Aku gak percaya dengan ucapanmu!!” erang jessica. Dia berusaha menahan tongkat taeyeon.
“Jess, berikan tongkatku” kata taeyeon.
“Tidak!! Aku gak akan memberikannya jika kau memutuskan hubungan kita!!”
“Jess, ku mohon, berikan tongkatku” mohon taeyeon dan mencoba merebut tongkat sihirnya.
“ANDWAE!! Aku gak mau!!”
Plaakkk…
Sebuah tamparan mendarat di pipi mulus jessica. Jessica tersentak. Taeyeon telah menamparnya dengan begitu keras. Taeyeon juga begitu kaget dengan reaksi tubuhnya yg tiba-tiba menampar jessica. Namun dengan segera, dia merebut tongkatnya dari jessica.
Triiing…
Taeyeon langsung menghilang dari hadapan jessica. Meninggalkan jessica yg tengah berlinang air mata.

[ Flashback End ]

Jessica menghela nafas.
“Kenapa kau memilihnya?? Apa kurangku hingga kau memilihnya??” desis jessica.

*********

Yoona bergegas ke kelasnya. Namun langkahnya terhenti saat melihat seohyun berjalan bersama seorang namja. Yoona langsung terbakar cemburu. Dia begitu kesal dengan namja yg berada disamping seohyun. Dia ingin sekali menyeret seohyun untuk ikut bersamanya agar pergi menjauh dari namja itu. Namun diurungkannya mengingat dia tidak ingin membuat seohyun kesakitan.
“Yoong, kenapa berhenti??” tanya yuri dalam dekapan yoona ketika menyadari langkah yoona terhenti.
“Unnie, bisakah unnie merubah diri unnie jadi boneka keroro??” tanya yoona. Pandangannya masih menatap ke arah seohyun.
“Wae??”
“Aku ingin unnie berubah menjadi boneka keroro” kata yoona.
“Baiklah” yuri mengambil tongkat sihirnya dan…
Triiing…
Yuri yg tadinya berwujud boneka teddy bear, berubah jadi boneka keroro.
“Gomawo unnie” kata yoona. Yuri hanya mengangguk. Yoona pun segera menghampiri seohyun.
“Hyunnie…” panggil yoona. Seohyun menoleh.
“Yoona unnie, ada apa??” tanya seohyun. Yoona melirik ke namja itu.
“Hyunnie, bisakah kau ikut aku??” tanya yoona dan menatap tajam namja itu.
“Apa yonghwa oppa boleh ikut??” tanya seohyun sambil menunjuk namja disebelahnya.
“Andwae!! Dia gak boleh ikut!!” pekik yoona.
“Wae unnie??” tanya seohyun.
“Ehm… I-itu… Karena aku punya sesuatu untukmu” kata yoona dan langsung menarik seohyun meninggalkan yonghwa sendiri.

*********

“Taetae, coba lihat itu” kata peri tiffany yg sedang terbang di atas bunga-bunga ditaman bersama peri taeyeon.
“Waeyo ppany??” tanya taeyeon. Dia sedang sibuk bermain dengan kelopak bunga mawar.
“Seohyun ditarik ama anak itu lagi” kata tiffany menunjuk ke arah yoona yg sedang menarik lengan seohyun.
“Maksudmu yoona??” tanya taeyeon. Tiffany mengangguk.
“Kalo gitu, ayo kita kesana” kata taeyeon. Dia mengambil tongkat sihirnya dan…
Triiing…
Peri Taeyeon dan tiffany menghilang.

*********

Triiing…
Taeyeon dan tiffany muncul dibelakang seohyun. Taeyeon membuat dirinya dan tiffany tidak terlihat oleh manusia. Mereka mengikuti seohyun.
“Hyunnie, ada apa??” tanya taeyeon. Seohyun mengangkat kedua bahunya pertanda dia tidak tahu.
“Apa dia menyakitimu??” tanya tiffany khawatir.
“Kalo gitu kita harus memberi yoona pelajaran” kata taeyeon dan mengeluarkan tongkat sihirnya.
“Aniyo unnie, yoona unnie tidak menyakitiku” bisik seohyun.
“Hyunnie, kau bicara sama siapa??” tanya yoona.
“Engh?? I-itu bukan siapa-siapa” kata seohyun bingung. Sementara taeyeon dan tiffany hanya bisa melihat yoona.
“Unnie, kenapa unnie membawaku kesini??” tanya seohyun.
“Aku mau memberikan ini padamu” kata yoona sambil memberikan boneka keroro yg tidak lain adalah yuri.
“Mwo?!! Aku mau diberikan ke anak ini?? Apa dia sudah gila?? Aku kan orang tua perinya??” batin yuri.
“Beneran??” tanya seohyun gembira. Yoona mengangguk. Senyum langsung merekah di bibir seohyun. Dia gak pernah menyangka akan mendapatkan boneka keroro dari yoona. Sementara taeyeon menatap curiga ke boneka keroro itu.
“Wae taetae??” tanya tiffany ketika menyadari taeyeon terus menatap ke boneka keroro.
“Ada yg aneh dengan boneka itu” kata taeyeon sambil memainkan telunjuknya di dagunya.
“Aneh kenapa??” tanya tiffany bingung.
“Coba kau lihat, dilengan boneka itu terselip sebuah tongkat seperti tongkat sihir kita. Bukankah keroro itu bukan tokoh peri?? Tidakkah itu terasa aneh??” kata taeyeon. Tiffany langsung melihat boneka itu, dan mengangguk setuju.
“Hyunnie, jaga baik-baik boneka itu ya??” kata yoona.
“Tentu unnie, aku akan menjadikan boneka ini sebagai teman tidurku nanti” kata seohyun sambil memainkan boneka keroro.
“Kita ke kelas yuk??” ajak yoona.
“Ne” kata seohyun dan memasukkan boneka keroro ke dalam tas nya.. Yoona pun langsung menggandeng lengan seohyun dan berjalan menuju kelasnya.
“Taetae, apa kita harus mengikuti seohyun atau pergi kencan??” tanya tiffany.
“Kurasa, untuk kali ini kita harus ngikutin seohyun” kata taeyeon. Dia masih penasaran dengan boneka tsb.

*********

Sementara itu yuri yg berada di dalam tas seohyun, terasa begitu tersiksa. Dia begitu pengap berada di tempat itu.
“Iisshh… Kenapa aku harus diberikan ama yeoja ini?? Malah dimasukin ke dalam tasnya yg pengap lagi” rutuk yuri. Dia ingin sekali menghilang dan pergi dari dalam tas seohyun, namun di urungkan karena takut seohyun curiga. Apalagi dia sempat melihat taeyeon sedang menatapnya penuh kecurigaan.
“Apa yoona menyukai yeoja ini??” pikir yuri.
“Bodo amat ah, aku gak mau mikirin itu”
“Yoong, cepat keluarkan aku dari sini!!!!” teriak yuri dalam hati.

TBC~

Please, Don’t Hate Me (Chapter 18)

Main cast : SNSD
Other cast : Cari Sendiri
Genre : Romance, Gaje
Type : Yuri
Rated : Tentuin sendiri
Length : Chaptered

Jessica terduduk di kasurnya sambil menatap ke luar jendela. Dari matanya, mengalir cairan bening.
“Kenapa aku begitu bodoh??” lirih jessica.

** Jessica pov **

“Bodoh, bodoh, bodoh!!” erangku frustasi. Saat mengingat bodohnya diriku karena tidak menyadari sikap dingin taeyeon selama ini. Aku duduk meringkuk sambil memeluk kedua lututku. Air mataku terus mengalir tanpa bisa ku bendung. Ini pertama kalinya aku begitu terluka dan menangis berjam-jam untuk seseorang. Bahkan aku sangat sulit memejamkan kedua mataku untuk sejenak melupakan masalah ini.
“Ya Tuhan… Kenapa aku harus serapuh ini??” tangisku.
Drrtt… Drrtt…
Ku rasakan handphone ku bergetar. Ada sms masuk.

From : Brownie Yuri

Sica, kau baik-baik saja?? Kau tidak bunuh diri karena taeyeon selingkuh kan?? Apa kau masih bersedih?? Apa kau menangis?? Aku disini mengkhawatirkanmu
Sica, balas sms ku ya?? Kalo nggak, ku cium kau kalo ketemu, hehehe…

Aku tersenyum membaca sms yuri. Tidak pernah ku sangka dia akan mengkhawatirkanku. Aku pun langsung mengetik dan membalas sms yuri.

To : Brownie Yuri

Sudah ku balas. Jadi kamu gak perlu menciumku lagi

Begitu selesai mengetik, aku pun langsung menekan tombol ‘send’. Sms ku pun terkirim. Aku kembali mengalihkan pandanganku keluar jendela.
“Apa yg harus aku lakukan?? Haruskah aku melepas taeyeon?? Itu sangat sulit. Aku begitu mencintainya. Aku gak mungkin bisa melepasnya semudah itu” batinku.
“Apakah aku harus jadi tokoh antagonis?? Yang suka merusak hubungan orang lain yg sudah terjalin sekian lama??” pikirku. Entah kenapa aku bisa berpikir seperti itu. Berpikir untuk memisahkan taeyeon dan tiffany.
Drrt… Drrt…
Handphone ku bergetar, sebuah pesan baru masuk.

From : Brownie Yuri

Iissh… Balesnya kok gitu sih?? Aku kan disini mengkhawatirkanmu??

Aku tersenyum membaca surat itu. Aku tertawa membayangkan wajah yuri yg cemberut sambil memanyunkan bibirnya saat membaca dan membalas sms ku tadi.

To : Brownie Yuri

Terus gue harus bales WOW gitu??

Aku pun kembali menekan tombol send. Entah kenapa saat membaca pesan yuri, aku bisa sejenak melupakan taeyeon. Apakah aku mulai menyukai yuri?? Apakah aku harus berpaling ke yuri?? Kalo aku berpaling pada yuri, apakah itu tidak disebut pelarian??
Sejenak aku berpikir keputusan itu. Memikirkan segala kemungkinan yg terjadi.
Mungkin lebih baik berpaling daripada harus menjadi tokoh antagonis dalam hidup taeyeon.
Ku ambil handphoneku dan menelepon taeyeon.
“Yeoboseyo??” tanya taeyeon begitu mengangkat telepon dariku.
“Taeyeon??”
“Ne, ada apa??” tanyanya lagi.
“Aku ingin putus” ucapku akhirnya. Ku akui sangat berat mengucapkan ini. Namun aku gak mau merusak hubungan taeyeon dengan tiffany. Merusak kebahagian taeyeon. Setidaknya aku bisa melihat senyum bahagianya.

** Normal pov **

“Aku ingin putus” kata jessica dengan suara seraknya. Taeyeon terkejut dengan ucapan jessica.
“Jess, kau bercanda kan?? Kau ingin putus dariku??” bingung taeyeon. Dia tidak menyangka jessica meminta putus dari dirinya.
“Ne. Aku ingin kita putus” kata jessica.
“Baiklah, tapi temui aku di taman sekarang juga. Ku tunggu kau disana” kata taeyeon.
“Tapi aku…”
“Tuuttt… Tuuttt… Tuuttt…” belum sempat jessica menyelesaikan ucapannya, taeyeon sudah memutuskan teleponnya.
“Isshh… Sikapnya masih gak berubah” cemberut jessica.

** Di tempat lain **

Yuri tengah menunggu balasan dari jessica.
“Kenapa lama sekali sih balesnya?? Apa dia sudah tertidur?? Tidakkah dia tahu aku begitu mengkhawatirkannya??” cemberut yuri. Dia terus memperhatikan layar handphonenya.
Drrtt… Drrtt…
Handphone yuri bergetar. Sebuah pesan masuk ke handphonenya. Dengan begitu gembira yuri langsung membuka pesan tsb.
“Kuharap sica tidak membalas seperti yg tadi” harap yuri.

From : Ice Sica

Terus gue harus bales WOW gitu??

Yuri langsung drop begitu membaca pesan jessica.
“Sica, kau ini benar-benar… Aaarrgghh…” gemes yuri.
“Lebih baik ku telepon aja” kata yuri. Dia pun menelepon jessica.
“Aiisshh… Kenapa sibuk?? Dia teleponan ama siapa?? Aarrgghh… Sica baby, awas kau!!” rutuk yuri

*********

Taeyeon sedang berada ditaman menunggu jessica. Seperti biasa, dia memakai hoodie untuk menghangatkan tubuhnya.
“Taeng, maaf aku telat, hosh… Hosh…” kata jessica dengan nafas yg terengah-engah. Taeyeon menoleh.
“Gwenchana” kata taeyeon.
“Kenapa kita harus ketemu??” tanya jessica. Dia masih berusaha mengatur nafasnya.
“Kenapa kau ingin putus??” tanya taeyeon. Tatapannya dingin.
“Bukankah ini yg kau inginkan?? Bersikap dingin hingga membuatku seolah diabaikan dan membuatku memutuskanmu??” tanya jessica balik.
“Apa kau memutuskanku karena hal itu??”
Jessica mengangguk.
“Mianhae…” desis taeyeon. Jessica mengerutkan dahinya.
“Kenapa kau meminta maaf??” heran jessica.
“Mianhae karena selama bersamaku, kau selalu merasa diabaikan. Aku gak bermaksud seperti itu”
“Gwenchana. Lagian itu bukan salahmu seluruhnya. Ini juga salahku. Seandainya aku tahu kau sudah punya kekasih, aku pasti gak akan menyatakan cintaku padamu” kata jessica lembut.
“Kau tahu, kalo aku punya kekasih??”
Jessica mengangguk.
“Aku tahu. Dan aku begitu terkejut saat tahu bahwa tiffany adalah pacarmu” kata jessica dengan suara tenangnya. Taeyeon terdiam. Dia bingung mau bicara apa.
“Jadi mulai sekarang, hubungan kita berakhir” kata jessica.
“Baiklah. Ku harap kita masih bisa berteman baik” kata taeyeon sambil tersenyum. Jessica mengangguk. Mereka terdiam. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Jessica begitu berat melepas taeyeon. Orang yg pertama membuat dia mengerti rasanya jatuh cinta. Sementara taeyeon, entah kenapa dia merasa akan kehilangan sesuatu dalam hatinya.
“Ehm… Aku pulang dulu” kata taeyeon akhirnya. Dia berbalik dan beranjak pergi. Namun langkah terhenti saat dia merasakan dekapan hangat dari belakang. Jessica memeluknya.
“Taeng, mianhae… Jeongmal mianhae… A-aku masih terlalu berat melepasmu” tangis jessica sambil memeluk. Air mata yg sedari tadi ditahannya, tak mampu lagi dibendungnya.
“Aku masih gak rela melepasmu untuk tiffany. Aku masih gak bisa melihatmu bersama yeoja lain” tangis jessica. Taeyeon terdiam. Dia menyadari bagaimana jessica mencintainya, memperhatikannya, menyayanginya. Tanpa sadar, air matanya mengalir. Dia berbalik dan membalas pelukan jessica.
“Mianhae, aku juga menyayangimu. Tapi kita gak mungkin bersama. Aku sudah memiliki orang yg ku cintai. Aku gak mungkin meninggalkannya” bisik taeyeon. Tangis jessica semakin menjadi.
“Jess, berhentilah menangis karena aku. Aku bukan yg terbaik untukmu. Masih ada orang lain yg lebih sempurna dariku dan memberimu cinta” bisik taeyeon lembut dengan air mata yg berlinang. Dia mengusap punggung jessica. Dia mencoba menenangkan jessica.
“Taeng, bisakah kau mengabulkan satu permintaan terakhirku??” tanya jessica dengan suara lirih.
“Tentu”
“Jangan bersikap dingin lagi padaku” kata jessica. Taeyeon tersenyum. Dia mengecup singkat kening jessica.
“Tentu. Aku akan bersikap ramah padamu” kata taeyeon dan semakin mempererat pelukannya.

*********

“Tiffany, kau sudah siap??” tanya appa tiffany.
“Tentu appa. Aku sudah gak sabar ingin keluar dari sini” kata tiffany tersenyum.
“Ayo kita pulang” kata appa tiffany. Sambil dibantu sebuah tongkat, tiffany berjalan bersama ayahnya keluar dari rumah sakit.

** Tiffany pov **

Ini pertama kalinya aku menghirup udara bebas. Yah, ini sudah 1 bulan aku dirawat di rumah sakit dan sekarang seperti janjiku pada taeyeon, hari ini aku pulang. Aku sudah gak sabar ingin bertemu taeyeon.
“Appa, apa kita akan langsung pulang ke rumah??” tanyaku ketika masuk ke dalam mobil.
“Tentu” kata appaku.
“Kenapa langsung pulang?? Kenapa gak kerumah taeyeon?? Aku kan ingin bertemu dengannya??” rengekku manja.
“Besok saja. Kau kan dari rumah sakit, tubuhmu masih diselimui bau obat-obatan. Taeyeon gak mungkin akan memelukmu kalo kau bau seperti itu”
Aku hanya memanyunkan bibirku mendengar ucapan appa.
“Ayo kita pulang” kata appa dan melajukan mobilnya.
“Akhirnya, kita akan segera bertemu lagi taetae” gumamku.

TBC~

Apakah chapter ini aneh?? Entah kenapa tiap aku bikin ff, holy ngerasa selalu ada yg aneh. Entah dari jalan cerita yg semakin ngawur dan tulisanku yg berbekal bahasa indonesia seadanya. Jujur, holy masih belum fasih make bahasa indonesia. Padahal orang indonesia asli tapi masih aja kikuk ama bahasa sendiri.
Untuk alurnya, maaf kalo kecepetan atau berantakan. Kalo dibuat lambat, bisa-bisa gak kelar-kelar nih ff. Aku masih punya tanggungan ff yoonhyun dan ingin bikin ff soosun.
Kurasa itu aja celotehan dari holy. Salam terakhir, salam byun dari kim holy anak terbyun dari pasangan taeny
Gomawo~